Bisnis.com, PEKANBARU—Provinsi Riau mengalami deflasi pada Maret 2020. Adapun, merebaknya wabah corona atau COVID-19 pada pertengahan bulan lalu di Bumi Lancang Kuning belum banyak berdampak terhadap kenaikan harga barang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 1 April 2020, Riau mengalami deflasi sebesar -0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 103,45 pada bulan lalu.
Misfaruddin, Kepala BPS Riau, mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
“Inflasi gabungan 3 kota di Riau untuk kondisi Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen sehingga kalau kita hitung inflasi tahun kalender menjadi inflasi 0,76 persen sedangkan year-on year adalah inflasi sebesar 2.01 persen,” kata Misfaruddin melalui video conference, Rabu (1/4/2020).
Adapun, komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi pada Maret 2020 di Riau a.l. cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, tomat, bawang merah, kacang panjang, cabai rawit, bawang putih, ikan gabus, dan kentang.
Di sisi lain, komoditas yang memberikan andil terhadap kenaikan harga a.l. emas perhiasan, ikan serai, ongkos jahit, gula pasir, telur ayam ras, ikan tongkol, dll.
Sementara itu, dari 24 kota di Pulau Sumatera yang menghitung IHK terdapat 14 kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -0,79 persen sementara deflasi terendah di Kota Bengkulu dan Kota Padang masing-masing -0,02 persen.