Bisnis.com, PEKANBARU -- Rangga Saputra kini bisa tersenyum lepas. Setelah lulus sekolah menengah kejuruan (SMK) tiga tahun lalu, baru kali ini pemuda 22 tahun itu mendapatkan pekerjaan. Dia menjadi tenaga administrasi di salah satu perusahaan penyedia jasa pengeboran migas.
Itu setelah Rangga mengikuti Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keterampilan Tenaga Kerja, atau Vocational Training for Entrepreneurship and Workforce Development (VOTED), yang ditaja oleh PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) bersama Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (IKDD). Lulusan salah satu SMK di Duri tersebut mengikuti pelatihan keterampilan komputer perkantoran selama tiga bulan.
"Dulu sudah melamar ke banyak tempat, tapi hasilnya nihil. Setelah ikut pelatihan Program VOTED, akhirnya kini saya tidak lagi membebani orang tua karena telah mendapatkan pekerjaan," paparnya seusai acara wisuda dan penutupan program di salah satu hotel di Pekanbaru, pada 11 Desember 2019 lalu. Sehari-hari, orang tua Rangga bekerja sebagai penjual ikan.
Rangga mendapatkan informasi Program VOTED dari Kantor Desa Balai Makam, Mandau, Bengkalis, pada Februari lalu. Dia kemudian lolos seleksi dan mengikuti pelatihan sejak bulan Agustus.
”Setelah mendapatkan pekerjaan, saya ingin menabung untuk biaya melanjutkan kuliah," ujarnya seperti pernah dilansir Tribun Pekanbaru.
Peserta lainnya, Lilis Suryani, 26, juga optimistis untuk mengembangkan bisnis makanan ringan setelah mengikuti Program VOTED. Saat ini, dia sudah memulai bisnis pembuatan produk olahan ikan patin di Wilayah Pujud, Rokan Hilir. Lilis mengaku belajar banyak selama menjalani program ini, mulai dari higienitas, pengolahan makanan, hingga pengemasan.
Bisnis tersebut memberikan penghasilan tambahan bagi Lilis, orang tua tunggal (single parent) bagi anaknya yang berusia tujuh tahun. Setelah mengikuti pelatihan, dia bertekad untuk mengembangan bisnis makanan ringan. Lilis ingin punya gerai sendiri nantinya.
"Keseharian saya berubah. Dulu cuma bantu-bantu keluarga atau bekerja di rumah makan. Sekarang sudah bisa buka usaha sendiri untuk tambah biaya sekolah anak," kenang wanita berkerudung tersebut.
Rangga dan Lilis adalah dua dari 315 peserta Program VOTED pada angkatan kali ini. Mereka “diwisuda" pada Rabu lalu (11/12) dan mendapatkan sertifikat. Program pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan para peserta sehingga lebih kompetitif di dunia kerja atau berani membuka usaha sendiri.
”Melalui program seperti ini, PT CPI ingin berkontribusi terhadap peningkatan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar sehingga tercipta kemandirian,” tutur GM Corporate Affairs Asset PT CPI Sukamto Tamrin.
Tidak hanya keterampilan teknis, Program VOTED juga memberikan pelatihan kewirausahaan untuk memperkenalkan dunia usaha, termasuk cara memulai dan menjalankannya. Motivasi mereka perlu terus dipupuk agar menjadi wirausahawan yang gigih. Selain itu, peserta mendapatkan kesempatan magang di sejumlah mitra yang digandeng IKDD.
Para peserta program, lanjut Sukamto, adalah warga masyarakat yang berasal dari 24 kecamatan di tujuh kabupaten/kota di sekitar wilayah operasi PT CPI. Mereka berasal dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi, namun memiliki motivasi yang kuat untuk maju.
Bidang-bidang pelatihan dalam program ini adalah desain tata busana, pengolahan pangan, bengkel sepeda motor, komputer, desain grafis, dan pengelasan.
Program VOTED ini merupakan bagian dari program investasi sosial PT CPI di bidang pemberdayaan ekonomi dan pendidikan. Sejauh ini, lebih dari 900 total peserta yang pernah mengikuti program pengembangan kewirausahaan dan keterampilan tenaga kerja yang ditaja oleh PT CPI.
Pada tahun ini, PT CPI juga telah melaksanakan Program Pelatihan dan Sertifikasi Operator Alat Berat dan Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (AK3) Umum. Peserta yang lulus mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
"Apresiasi setinggi-tingginya bagi PT CPI dan Dompet Dhuafa yang turut mendukung upaya kami dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menekan angka pengangguran. Para lulusan program harus memiliki mental untuk mandiri, kerja keras, dan disiplin," kata Joyosman yang hadir mewakili kepala dinas pendidikan Provinsi Riau.
Pentingnya peran pemerintah dan partisipasi pihak swasta dalam menekan angka pengangguran juga disampaikan Sekretaris Disnakertrans Riau Zulkifli. "Program VOTED ini sangat membantu program emerintah," paparnya.
Sementara itu, GM Dompet Dhuafa Pendidikan Asep Syafaat berpesan agar para peserta terus belajar. "Jangan berhenti setelah diwisuda. Terus belajar untuk meningkatkan keterampilan," jelasnya. Setelah program pelatihan, Dompet Dhuafa akan tetap melakukan pendampingan peserta guna membantu tercapainya tujuan program.