Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mark Dynamics Tingkatkan Ekspor ke China 15 Persen

Emiten produsen cetakan sarung tangan di Kawasan Industri Medan Star Sumatra Utara, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) bakal meningkatkan pangsa pasar ekspor ke China mencapai 10-15 persen.
Chief Executive Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) Ridwan Goh (kanan) menjelaskan tentang program peningkatan kapasitas pabrik kepada Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto saat melakukan kunjungan ke pabrik di Tanjung Morawa. /Mark Dinamics
Chief Executive Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) Ridwan Goh (kanan) menjelaskan tentang program peningkatan kapasitas pabrik kepada Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto saat melakukan kunjungan ke pabrik di Tanjung Morawa. /Mark Dinamics

Bisnis.com, MEDAN— Emiten produsen cetakan sarung tangan di Kawasan Industri Medan Star Sumatra Utara, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) bakal meningkatkan pangsa pasar ekspor ke China mencapai 10-15 persen.

Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia, Tbk. Ridwan Goh mengatakan peningkatan tersebut sejalan dengan banyaknya permintaan di pasar China. Mengacu pada pasar global yang terus membaik, emiten dengan kode saham MARK tersebut meningkatkan pasar di China. Sementara itu, saat ini pangsa pasar ke China baru mencapai 5%.

“China ingin merubah produksi sarung tangan yang selama ini berbahan baku plastik menjadi bahan baku karet sintetis yang lebih ramah lingkungan,” jelas Ridwan, saat manajemen PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Area Sales Medan mengunjungi pabrik baru perusahaan itu di Desa Dalu X-A Kecamatan Tanjungmorawa, Deliserdang Kamis (14/11/2019).

Dari sisi produksi, lanjut Ridwan, MARK menargetkan mencapai satu juta pieces sampai 2020. Sementara sampai akhir tahun ini, produksi ditargetkan bisa mencapai 700.000 pieces per bulan sehingga target tahun depan dapat tercapai.

Selain itu, Ridwan menjelaskan pada 2019 hasil produksi pabrik di Deliserdang sebanyak 98% di ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, China, Srilanka. Malaysia memiliki pangsa pasar paling dominan sebesar 60%.

“Tahun depan [2020], permintaan cetakan sarung tangan dari Malaysia, termasuk China dipastikan naik. Itu sejalan dengan kebutuhan sarung tangan kesehatan meningkat,”

Guna meningkatkan kapasitas produksi dipabrik baru, investasi yang dibutuhkan mencapai Rp200 miliar. Kendati begitu, untuk dibutuhkan tambahan investasi kurang lebih sebanyak Rp100 miliar untuk menambah mesin produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper