Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Sumut Minta Mandatori B30 Hingga B100 Dipercepat

Kamar Dagang dan Industri Sumatra Utara atau Kadin Sumut mengharapkan mandatori biodiesel 30,biodiesel 50, hingga biodiesel 100 dapat dipercepat. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan permintaan domestik terhadap minyak kelapa sawit atau CPO.
Petugas mengisi bahan bakar B30 saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Petugas mengisi bahan bakar B30 saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, MEDAN— Kamar Dagang dan Industri Sumatra Utara atau Kadin Sumut mengharapkan mandatori biodiesel 30,biodiesel 50, hingga biodiesel 100 dapat dipercepat. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan permintaan domestik terhadap minyak kelapa sawit atau CPO.

Wakil Ketua Umum Bidang Investasi dan Promosi Kadin Sumut Jonner Napitupulu mengatakan, dengan meningkatnya permintaan domestik terhadap kelapa sawit atau CPO dinilai dapat menstabilkan harga komoditas tersebut.

“Mandatori [biodiesel] akan mengembalikan [harga] CPO itu minimal US$ 800 per ton,” kata Jonner seperti dikutip Senin (14/10/2019).

Selain itu, lanjutnya, besarnya permintaan CPO di dalam negeri juga dapat menimbulkan multiplayer effect bagi para petani dan juga pelaku industri kelapa sawit. Untuk itu, tekanan-tekanan kelapa sawit harus diantisipasi, sehingga Indonesia memiliki posisi tawar di Uni Eropian yang lebih baik.

“Harga CPO saat ini masih terpengaruh Eropa, padahal Indonesia penghasil kelapa sawit tetapi tidak mampu menurunkan harga” katanya.

Jonner mengatakan guna mendorong produksi hilir kelapa sawit memang diperlukan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, serta kemudahan dalam hal investasi. Tak hanya itu, petani dan pelau usaha juga perlu meningkatkan kualitas kelapa sawit.

Apalagi. Lanjut Jonner, saat ini petani kesulitan akses bibit yang berkualitas. “Demand kelala sawit tinggi, namun tidak diimbangi dengat bibit kelapa sawit yang bersertifikat,”lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper