Bisnis.com, BANDA ACEH - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan kerja sama dalam membuat dan menyediakan informasi kelautan melalui display informasi meteorologi maritim.
Display tersebut berisi berbagai informasi seperti tinggi gelombang, kecepatan angin, dan prediksi cuaca terbaru.
Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh Zainal Arifin Lubis mengatakan, display informasi tersebut akan berguna bagi nelayan dalam melihat keadaan laut dan membuat keputusan berdasar data terbaru yang ditampilkan BMKG. Ia berharap, fasilitas tersebut dapat meningkatkan produktifitas nelayan.
"Bank Indonesia Provinsi Aceh memberikan perhatian terhadap harga berbagai komoditas pangan di Aceh. Berdasarkan data historis, harga ikan tongkol sering menjadi penyumbang utama inflasi di Aceh," kata Zainal Arifin Lubis saat peresmian display informasi meteorologi maritim di Kota Banda Aceh, Rabu (11/9/2019).
Arifin berharap, dengan adanya hasil penangkapan ikan yang stabil akan menjaga stok ikan dipasaran, sehingga menjadikan harga ikan relatif stabil serta berpengaruh positif pada tingkat inflasi pada ikan.
Sebelumnya pada akhir tahun 2018, BI Aceh memberikan alat rumpon kepada tiga kelompok nelayan beranggotakan sekitar 150 nelayan untuk mempermudah nelayan menangkap ikan.
Kedepan, BI Aceh berusaha menyediakan fasilitas upwelling agar bisa memprediksi keberadaan ikan sehingga memudahkan nelayan dalam menangkap ikan.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan Edison Kurniawan menilai, fasilitas display informasi cukup strategis untuk menunjang aktivitas nelayan. Di samping itu, data dari BMKG juga bisa bermanfaat bagi nelayan untuk menghindar dari bencana yang tidak diharapkan.
"BMKG memberikan informasi maritim berdasarkan teknologi yang kita kembangkan saat ini, dan kita memprediksi cuaca yang akan terjadi di setiap daerah. Nah dalam hal ini, kita berharap informasi yang diberikan BMKG dapat digunakan sebaik-baiknya," ujar Edison Kurniawan.
Saat ini, lanjut Edison, perubahan iklim berefek pada kehidupan maritim, salah satunya adalah meningkatnya kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di laut, sehingga informasi cuaca yang akurat dibutuhkan oleh masyarakat nelayan.
Dari pembicaraannya dengan nelayan di Aceh, dibutuhkan lebih dari Rp15 juta anggaran untuk bisa melaut. Karenanya informasi BMKG akan bermanfaat bagi nelayan untuk memperkirakan cuaca dan membuat keputusan.
"Informasi dibutuhkan untuk membuat perencanaan dan pertumbuhan disektor maritim makin baik. Tujuan akhirnya ialah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan," kata Edison.
Dalam pemberian display informasi meteorologi maritim itu, BI Aceh menyediakan infrastruktur display, sedangkan BMKG menyuplai data terbaru secara online yang ditampilkan di monitor.
Untuk fasilitas perdana ini, mereka menaruh display informasi di kawasan nongkrong nelayan di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.(