Bisnis.com, PEKANBARU — Satgas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Provinsi Riau menyatakan hanya bisa menggunakan dua dari enam heli bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sehingga operasi pemadaman kurang optimal untuk menahan kebakaran yang terus meluas.
“Kendalanya saat ini heli BNPB tinggal dua unit yang bisa kami operasikan, sedangkan yang empat unit lagi masih menunggu arahan dari BNPB, sementara daerah yang terbakar cukup jauh jaraknya,” kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger kepada Anara di Pekanbaru, Rabu (4/9/2019).
Ia mengatakan bantuan pemadaman heli yang menjatuhkan air dari udara (water bombing) sebenarnya cukup efektif membantu tim darat yang sulit menjangkau lokasi kebakaran yang jauh dari jalan. Selain itu, kendala lainnya adalah sumber air mulai kering dan angin kencang membuat api cepat menyebar.
“Air sudah mengering dan angin kencang,” ujarnya.
Berdasarkan laporan Satgas Karhutla Riau pada 3 September, hanya heli tipe Bell 214 dan Kammov KA-32C yang mengudara membantu Satgas Karhutla Riau. Heli Bell sudah melaksanakan 3.894 water bombing (WB) dengan jumlah kuantitas air sekitar 11,412 juta liter dan heli Kamov 1.462 WB dengan kapasitas air 5,84 juta liter.
Heli BNPB yang masih menunggu instruksi penggunaannya antara lain heli tipe Kamov KA-32A, Sikorsky S61, Mi-8MVT, dan heli Mi-171. Sedangkan, satu heli lainnya yakni Bell 430 sedang perawatan (maintenance).
Baca Juga
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas karhutla Riau sejak Januari hingga kini sudah lebih dari 30.000 hektare.
Karhutla kini banyak bermunculan di daerah pesisir seperti Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Bengkalis, dan juga Kabupaten Pelalawan yang terus mengakibatkan asap menyelimuti Kota Pekanbaru.
Bahkan, Edwar mengatakan Karhutla juga merambat ke konsesi perusahaan minyak PT Chevron Pacific Indonesia di Kabupaten Bengkalis. Lokasi tepatnya di Area D-30 Dusun Bumbung Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis. Titik koordinatnya ada di 1.35248°, 101.26678°.
Proses pemadaman melibatkan empat mobil Regu Pemadam Kebakaran (RPK) CPI bersama empat personel Polri.
“Tim RPK mereka mematikan sendiri lahan yang terbakar, dan dibantu juga oleh rekan-rekan Satgas darat yang kebetulan berada di dekat lokasi,” kata Edwar.
Belum ada laporan penyebab dan luas lahan konsesi CPI yang terbakar. Laporan terakhir menyebutkan, lahan yang terbakar sudah mulai padam, tetapi masih mengeluarkan asap.
“Pemadaman terkendala karena tidak adanya sumber air di tempat kejadian,” ujarnya.