Bisnis.com, BATAM-Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Perindo) akan memproduksi fillet untuk memberi nilai tambah produk perikanan yang berasal dari Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Asisten Manajer Perindo Unit Natuna, Roberto, menuturkan proses produksi fillet ini sendiri akan dimulai pada 2020 mendatang.
Selain untuk memberi nilai tambah, produksi fillet akan menjadi alternatif untuk menjaga stabilitas harga, ketika kondisi harga produk perikanan tengah menurun.
"Ketika musim panen, harga ikan di Singapura anjlok sehingga nelayan merugi, alternatifnya fillet ini bisa kita ekspor ke Amerika dan Eropa sehingga bisa menjaga stabilitas harga," kata Roberto.
Sebelumnya, ekspor produk perikanan ke Singapura dilakukan secara gelondongan. Dimana ikan-ikan hasil tangkapan nelayan langsung dikirim melalui Batam tanpa proses pengolahan.
Baca Juga
Selain fillet, sebelumnya Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di bawah Perindo unit Natuna juga telah memproses hasil tangkapan nelayan, walaupun sifatnya hanya memotong ikan-ikan hasil tangkapan nelayan, itupun hanya diperuntukan bagi masyarakat lokal saja.
"Biasanya kepala ikan itu untuk rumah makan padang, masyarakat kita ini agak unik, dia tidak mau ribet tapi juga tidak mau makan ikan yang tidak ada tulangnya, jadi kita tetap sertakan tulangnya," kata Roberto lagi.
Data dari SKPT Natuna tercatat pada 2017 lalu, ada sebanyak 175,431 ton olahan ikan yang dihasilkan. Dengan perincian ikan Kakap Merah, Kerapu, Anggoli sebanyak 28, 131 ton, Gurita sebanyak 140 ton, dan Sotong sebanyak 7,3 ton.
Sementara untuk produk perikanan yang dihasilkan para nelayan di 2017 ada sebanyak 328,478 ton. Jumlah ini terdiri atas hampir 50 jenis ikan dan produk perikanan yang berasal dari Natuna. Untuk tahun 2018 sendiri, tangkapan nelayan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 570,332 ton.
Hasil tangkapan tersebut, sebagian diekspor dan sebagian lagi dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Roberto melanjutkan, rencana ekspor produk turunan perikanan ini, sejalan dengan keinginan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang ingin menjadikan Natuna sebagai daerah perbatasan yang unggul dari sektor perikanan.
"Presiden ingin membangun dari wilayah pinggir, inilah yang dilakukan oleh KKP untuk mendukung Nawacita pemerintah," kata Roberto lagi.