Bisnis.com, BATAM — Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) diyakini memperkuat ekspor dan perkembangan sektor perikanan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
SKPT yang didirikan pemerintah di bawah naungan BUMN Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Perindo) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini, juga mendorong hadirnya produk-produk perikanan yang awalnya di masyarakat tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi, kini menjadi jauh lebih bernilai.
Asisten Manajer Perindo Unit Natuna, Roberto, menuturkan selama kurang lebih empat tahun SKPT Natuna beroperasi, pihaknya telah berhasil melakukan ekspor produk perikanan Natuna ke beberapa negara hingga mencapai Eropa dan Jepang.
Salah satu komoditas ekspor yang menurut Roberto menjadi nilai tambah untuk nelayan di Natuna adalah ekspor Gurita. Karena harga hewan laut tak bertulangbelakang ini jauh lebih tinggi ketika diekspor.
“Dulu harga Gurita itu cuma Rp 15 ribu, sekarang sudah naik menjadi Rp 60 ribu di tingkat nelayan, karena sekarang kita ekspor ke Jepang,” kata Roberto.
Pada prosesnya, Roberto menjelaskan SKPT Natuna ini mulai menampakan perkembangannya di tahun kedua beroperasi, dimana saat itu ada tren peningkatan cukup signifikan dari hasil tangkapan nelayan.
Baca Juga
Hingga saat ini sektor perikanan di Natuna berkembang cukup baik, meskipun pasokan ikan dari nelayan terkadang masih belum bisa memenuhi kebutuhan ekspor Perindo.
Roberto melanjutkan, dua komoditas utama di Natuna untuk ekspor adalah ikan Kakap Merah dan Gurita. Sementara komoditas lain seperti ikan Tuna dan beberapa jenis ikan lain lebih diutamkan untuk konsumsi lokal.
Hingga semester I 2019 ini, ekspor ikan Kakap Merah asal Natuna berada di angka 100 ton yang tersebar ke berbagai negara termasuk ke Singapura. Jumlah tersebut diakui Roberto baru berada sekitar 65 persen dari target mereka di tahun 2019 ini.
Sementara untuk ekspor Gurita sendiri, Perindo menargetkan sebanyak 250 ton untuk tahun 2019 ini. Target ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor Gurita di ahun 2018 lalu yang hanya berada di angka 140 ton saja.
“Untuk ekspor Gurita semester I ini belum ada, karena memang masa penangkapannya itu berada di empat bulan terakhir tiap tahun,” kata Roberto.
Bupati Kabupaten Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan, hadirnya SKPT Natuna ini telah dirasakan masyarakat manfaatnya. Hal itu juga memberi dorongan signifikan atas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna dalam dua tahun belakangan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, kata Hamid, juga terus mendorong peningkatan sektor perikanan ini. Dimana salah satu dukungannya adalah upaya penerbitan izin ekspor langsung dari Natuna.
“Kita sedang urus exit entri poin ke Kementerian Perdagangan, agar bisa melakukan ekspor langsung. Ekonomi kita tinggi sekarang mencapai 5,8 persen dari sebelumnya 3,5 persen, karena sektor perikanan itu meningkat, makanya kita dorong. Ini akan positif untuk nelayan.” Kata Hamid. (K41)