Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatra Utara mengembangkan kacang macadamia guna menggarap lahan kritis atau lahan tidak produktif.
Dalam keterangan resminya, Jumat (28/6/2019), Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi mengatakan pihaknya mulai mengembangkan tanaman macadamia karena nilai jualnya yang tinggi dan cocok untuk dikembangkan di lahan tidak produktif. Sebagai gambaran, saat ini
Sumatra Utara memiliki sekira 1,3 juta hektare lahan kritis yang bisa digarap.
Lebih lanjut, kacang macadamia memiliki harga jual Rp300.000 hingga Rp500.000 per kg. Adapun, dari sisi produktivitas, satu pohon bisa menghasilkan 12 kg hingga 25 kg yang dimulai sejak tahun kelima penanaman.
Macadamia juga memiliki fungsi ekonomi yang sangat menguntungkan. Harga jual Kacang Macadamia yang dapat dikonsumsi itu juga sangat
tinggi, yakni mencapai Rp300.000 - Rp500.000/kg. Macadamia mulai dapat dipanen pada umur tanaman 5 tahun. Buah macadamia dipanen setelah jatuh sendiri dari pohonnya. Produksi rata-rata satu pohon sebanyak 12-25 kg/tahun.
"Macadamia juga mampu tumbuh di lahan kering, cocok dijadikan sebagai tanaman yang mampu menghijaukan kembali lahan yang sudah kritis. Apalagi, Sumut memiliki lahan kritis seluas 1,3 juta hektare," ujarnya.
Sebagai lokasi percontohan, pihaknya memilih Kabupaten Tapanuli Utara. Hal itu dilakukan sebagai hasil kerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, Humbanghasundutan, Samosir, Toba Samosir, Dairi, Karo dan Simalungun. Selain itu, pihak PT Inhutani IV dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga terlibat.
Dia pun bakal mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menanam kacang macadamia sehingga membantu pemanfaatan lahan di sekitar Danau Toba.
"Saya akan ajak, mahasiswa, TNI-POLRI, saya ajak menanam ini," katanya.