Bisnis.com, MEDAN—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Utara menyebut tingkat keterisian kamar masih minim kendati sejak tahun lalu tak ada penambahan jumlah kamar.
Ketua PHRI Sumut, Denny S Wardhana mengatakan tingkat keterisian kamar di dua bulan pertama tahun ini sebagian besar diakibatkan karena naiknya harga tiket pesawat rute domestik.
Sebagai gambaran, dia menyebut bila dibandingkan tahun lalu, tahun ini cenderung lebih sepi karena konsumen yang sebagian besar merupakan institusi swasta juga pemerintah memilih untuk mencari hotel di lain.
Di Medan, katanya, sebelumnya kerap menjadi pilihan untuk melakukan pertemuan, pameran dan konvensi. Sayangnya, di tahun ini kegiatan cenderung lebih lengang.
“Tahun lalu rata-rata penuh [keterisian kamarnya]. Yang ada karena tiketnya mahal, kegiatannya dipindahkan ke daerah lain, ke Jawa,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/3/2019).
Menurutnya, tak heran bila tingkat keterisian kamar untuk hotel kategori bintang 3 Dan di atasnya menurun. Meskipun sebelumnya telah disebutkan bahwa harga tiket pesawat akan diturunkan, belum terlihat kenaikan okupansi dari sekira 250 anggota PHRI Sumut.
Baca Juga
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pada Januari 2019 tingkat keterisian kamar semakin kecil yakni dengan rata-rata 43,7% atau turun 0,2 poin dari tingkat keterisian pada Desember 2018 yakni 43,9%.
Dari rata-rata TPK, angka keterisian tertinggi berasal dari hotel bintang 5 yakni sebesar 68,6%; hotel bintang 4 tingkat keterisiannya sebesar 50,3% dan hotel bintang 3 tingkat keterisiannya sebesar 32,1%.