Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemprov Riau diminta Bank Indonesia untuk memanfaatkan wakaf sebagai salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala BI Riau Siti Astiyah mengatakan wakaf dapat digunakan sebagai pendorong tumbuhnya ekonomi daerah, karena dinilai dapat dilaksanakan di wilayah tersebut.
"Saya yakin Riau bisa, ada banyak dana wakaf dan masyarakat juga mayoritas muslim," katanya usai seminar Membedah APBD Riau 2019, Selasa (22/1/2019).
Dia menjelaskan wakaf sudah akrab dikenal oleh masyarakat Indonesia termasuk Riau.
Namun belum dimaksimalkan perannya dalam membantu tumbuhnya ekonomi daerah.
Wakaf bentuknya bisa berupa bantuan uang, harta benda, atau aset yang bernilai ekonomi, untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat luas.
Dia mencontohkan wakaf oleh sahabat Nabi Muhammad SAW di Makkah berupa sumur yang menghasilkan air bersih, dan dikelola secara berkelanjutan sehingga hasilnya diitanamkan ke aset lain berupa kebun kurma, bahkan sampai hotel.
"Riau bisa mencontoh misalnya wakaf yang dikumpulkan dan dikelola dalam bentuk perkebunan kelapa sawit, hasilnya dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu," katanya.
Untuk mengawali dorongan itu, BI Provinsi Riau menyerahkan dana wakaf tunai senilai Rp20 juta kepada pemprov Riau, yang berasal dari gaji pegawai Bank Indonesia setempat.