Bisnis.com, TANJUNGBALAI KARIMUN – Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, meminta nelayan tradisional setempat agar secara berkelompok saat melaut menangkap ikan.
"Dengan berkelompok, mereka bisa saling membantu jika terjadi kecelakaan laut akibat cuaca ekstrem," kata Ketua KTNA Karimun Amirullah di Tanjung Balai Karimun, Kamis (29/11/2018).
Amirullah mengemukakan cuaca di laut dalam 2 pekan terakhir tidak menentu, kadang hujan lebat disertai petir angin kencang dan kadang berubah panas.
Menurut dia, saat ini perairan setempat sebenarnya dilanda musim angin barat. Namun, tiupan angin kencang tetap saja sulit diprediksi, kadang berasal dari utara atau dari barat. "Kondisi cuaca tidak menentu, saya lebih menyebutnya musim pancaroba," ujarnya.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut, menurut dia, memerlukan kewaspadaan bagi nelayan tradisional, terutama yang menggunakan kapal pompong dengan bobot 5 GT ke bawah.
Menurut Amirullah, kondisi perairan yang bergelombang sebenarnya memiliki banyak ikan yang bisa ditangkap oleh nelayan. "Namun mereka dihadapkan pada kondisi alam, walaupun ikan di laut sedang banyak."
Dengan kondisi cuaca seperti itu, menurut dia, nelayan tradisional juga mengurangi intensitas menangkap ikan, biasa melaut bisa sampai beberapa malam, sekarang hanya satu hari, dan baru melaut kalau cuaca membaik.
Selain berlayar secara berkelompok, kalangan nelayan diharapkan tetap membawa pelengkapan keselamatan pelayaran seperti jaket pelampung dan perlengkapan navigasi.