Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatra Selatan mendorong pengelolaan buah mangrove serta sabut kelapa oleh masyarakat di daerah itu karena dinilai memiliki potensi secara ekonomi dan bernilai jual.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Muba Richard Cahyadi mengatakan pihaknya telah menggelar pelatihan bagi masyarakat di Kecamatan Lalan.
“Bahkan, kami sudah menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melatih masyarakat mengelola buah mangrove serta sabut kelapa yang banyak tumbuh di wilayah Lalan,” ujarnya, Kamis (15/11/2018).
Richard menerangkan buah mangrove dapat diolah menjadi sejumlah produk unggulan, seperti sirup, selai, dodol, permen, tepung, dan pangan khas mangrove. Sementara itu, sabut buah kelapa dapat dibentuk menjadi tali galangan kapal.
Kepala Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam-Teknologi Tepat Guna Muba Sahidi mengungkapkan pihaknya juga akan membangun rumah produksi di dua desa yakni Karang Mukti dan Purwa Agung.
“Lalu, nanti ke depannya juga ada upaya pelestarian dan pembudidayaan tanaman mangrove serta tanaman buah kelapa. Yang terpenting, upaya penyelamatan ekosistem biota perairan di Kecamatan Lalan,” ucapnya.
Sahidi memaparkan pemasaran produk hasil pengolahan oleh warga dua desa itu nantinya akan dibantu pihak LIPI.
Sebelumnya, LIPI menyebut Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove terbesar di dunia, meskipun saat ini sebagian besar jumlah hutan itu sudah mengalami kerusakan.
Ekosistem mangrove dinilai memiliki manfaat ekonomis yaitu hasil kayu, budidaya air payau, pariwisata, dan lainnya. Ada pula manfaat secara ekologis yakni perlindungan bagi ekosistem daratan dan lautan, yaitu sebagai penahan abrasi atau erosi gelombang dan angin kencang.