Bisnis.com, BATAM – BP Batam menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan industri plastik dari Hulu ke Hilir di Batam.
Hal ini disampaikan saat Deputi Bidang Perencanaan dan Pembangunan BP Batam Yusmar Anggadinata menjadi pembicara pada even ChinaReplast2018.
Dalam sesi presentasinya, Yusmar Anggaradinata membahas secara khusus mengenai peluang industry plastik di Batam, terutama dalam membangun sebuah ekosistem industri plastik dari hulu ke hilir di Batam.
Presentasi tersebut disampaikan di hadapan 500 pengusaha plastik di China, serta delegasi perusahaan dari negara-negara lain yang bergerak di bidang yang sama.
“Even ini merupakan momentum yang tepat, karena ribuan perusahaan plastik dipastikan akan hengkang keluar dari China,” ujar Yusmar.
Dia menyebutkan, Batam punya banyak keunggulan dibanding dengan kawasan lainnya. Dengan posisinya yang strategis, Perusahaan plastik yang akan berdiri di Batam dapat dengan mudah menjangkau potensi pasar sebesar 640 juta jiwa di Asean.
Baca Juga
Berbagai komitmen terkait kemudahan berinvestasi juga dipaparkan oleh Yusmar dalam forum tersebut, seperti fasilitas I23J dan KILK. Disamping itu juga beberapa insentif lain seperti fasilitas pajak di kawasan FTZ Batam dan Fasilitas modern serta factor keamanan dan kenyamanan.
Yusmar menekankan pentingnya China sebagai rekan Batam untuk terus saling mendukung pertumbuhan ekonomi kedua kawasan. Saat ini, Investor sal negeri Tirai Bambu menduduki peringkat kedua di Batam, dengan 8 perusahaan dan total investasi pada tahun 2017 sebesar USD $20,17 Juta.
Ada dua kawasan Industri di Batam yang menyatakan kesiapannya menampung relokasi indsutri plastik dari China. Yakni Kawasan Industri Wiraraja di Kabil, dan kawasan industri Tunas di Batam Centre.
“Dua-duanya hadir dalam kegiatan ini untuk menunjukan keseriusan mereka,” jelasnya.
Xiamen King Shining Trading menjadi perusahaan berikutnya yang turut menunjukan komitmen untuk relokasi usaha ke Batam. Komitmen itu ditunjukan dengan menandatangani Letter of Intent, dengan komitment investasi sebesar USD$ 5 Juta dengan menyerap 150 tenaga kerja di tahap awal.
LOI ini ditandatangai oleh Mr. Fang Fuquan dari Xiamen King Shining Trading dan Yusmar Anggaradinata, disaksikan oleh Ketua Kadin Kepri sekaligus Presiden Direktur Wiraraja Group, Ahmad Makruf Maulana.
Fang Fuquan berkomitmen memulai usahanya beberapa bulan kedepan dan memilih Wiraraja Industrial Estated sebagai tempat usahanya di Batam. Rencana kedepannya, total investasi akan mencapai USD $ 20 Juta dalam 2 tahun kedepan, dengan total karyawan akan mencapai 500 orang.
Dalam 2 hari promosi investasi bersama BP Batam, Kadin Kepri dan Kawasan Industri Batam di China, mampu menjaring 2 investor lewat penandatanganan LOI oleh Discovering Resources dan Xiamen King Shining Trading.
Juga kemarin tanggal 20 April 2018, ada satu penandatangan MoU antara Kadin Kepri dan Asosiasi Plastik di China. Kerjasama elemen-elemen penting di Batam terhadap invetasi sangat diperlukan oleh Batam untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Hengkangnya industri plastik dari Cina merupakan dampak kebijakan lingkungan hidup pemerintah negeri Panda. Cina mulai memberlakukan larangan impor plastik bekas sejak awal tahun tahun 2018.
Pemerintah Cina beralasan, perusahaan yang mendaur ulang sampah telah mengabaikan standar pencemaran lingkungan, serta perlindungan keselamatan pekerja dari bahaya kontaminasi barang elektronik.
Larangan tersebut membuat perusahaan daur ulang plastik di negara tersebut kesulitan mendapat bahan baku. Selama ini, Tiongkok terkenal sebagai salah satu negara importir sampah plastik terbesar di dunia.
Masalah lingkungan hidup ini juga menjadi konsen BP Batam. Kendarti membuka pintu lebar-lebar untuk industri plastik dari Cina, namun lembaga non struktural ini akan tetap memberlakukan rambu-rambu yang ketat terkait isu lingkungan hidup.
“Detilnya akan dibahas. BP Batam mempunyai konsen terhadap lingkungan hidup,” ujar kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo dalam beberapa kesempatan
Lukita menjelaskan, ada serangkaian pemeriksaan terhadap bahan baku plastik yang akan digunakan industri daur ulang plastik yang masuk. Pemeriksaan akan dilakukan oleh pihak surveyor yang sudah berpengalaman.
“Diperiksa oleh pihak surveyor seperti SCS dan sebagainya. Kalau sudah diperiksa, masuknya sudah aman,” jelasnya.
BP Batam juga akan mengecek reputasi perusahaan investor yang masuk. Dengan demikian BP Batam bisa memastikan kredibilitas perusahaan yang akan mendaur ulang plastik tersebut. “Misalnya perusahaannya TBK, jadi kita bisa cek reputasinya,” ujar Lukita.
Saat ini Batam juga sudah memiliki kawasan pengolahan B3. BP Btam akan bekerjasama dengan pengelola kawasan tersebut unutk mengantisipasi masalah-masalah yang berpotensi timbul dari industri ini.
“Detilnya belum bisa saya paparkan seakrang. Tapi ini tentu jadi catatan, kami akan selalu menjaga koridor lingkungan tetap terjaga,” jelasnya.