Bisnis.com, BATAM – Kinerja Ekspor Kepulauan Riau 2017 menguat 10,56%. Sektor Migas mengalami pertumbuhan tertinggi dalam Ekspor, dengan pertumbuhan 60,25%. Sementara sektor non Migas justru mengalami kontraksi -1,89%.
Dari data yang dikeluarkan BPS diketahui, Ekspor Migas Kepri mengalami mengalami pertumbuhan dari US$ 2,209 miliar di tahun 2016 menjadi US$ 3,54 miliar di tahun 2016. Sementara ekspor non Migas turun dari US$8,82 miliar di tahun 2016 menjadi hanya US$8,654 miliar di tahun 2017.
“Hanya hasil pertanian yang megnalami pertumbuhan positif di sektor Non Migas. Sementara ekspor Industri dan pertambangan sama-sama mengalami pertumbuhan negatif. Msing-masing -2,12 dan -11,02,” ujar kepala BPS Kepri Panusunan Siregar.
Sektor Migas Kepri menunjukan peningkatan kinerja Ekspor yang menggembirakan. Pertumbuhan ekspor paling tinggi di sektor ini dialami Hasil Minyak. Dimana pertumbuhannya mencapai 624,51 persen dibanding tahun 2016. Sayangnya kinerja negatif ditunnjukan oleh Ekspor Minyak Mentah, yang mengalami kontraksi hingga -10,29 persen.
Secara kumuatif, neraca perdagangan Kepri tahun 2017 mengalami surplus hingga USD 3,44 miliar. Terdiri dari surplus Migas USD 1,819 miliar dan Surplus non Migas sesar USD 1,621 miliar. Kondisi neraca perdagangan ini jauh lebih baik dibanding neraca perdagangan selama tahun 2016 yang berkisar USD 3,28 miliar.
“Tapi neraca perdagangan sektor Non Migas tahun 2017 tak sebaik neraca perdagangan tahun 2016. Tahun 2016 neraca perdagangan sektor non Migas mencapai USD 2,17 miliar, tahun 2017 hanya USD 1,621 miliar. Kontraksinya mencapai -25,31 persen,” jelas Panusunan.
Dari 5 pelabuhan utama di Kepri, secara kumulatif ekspor dari 3 pelabuhan utama di Batam mengalami penurunan. Penurunan ekspor dari 3 pelabuhan Batam mencapai USD 86,47 juta.
Sementara 2 pelabuhan lain di Kepri mengalami kenaikan Nilai ekspor. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun menunjukan peningkatan nilai ekspor hingga 126,61 persen. Semenara Pelabuhan Tarempa mengalami peningkatan kinerja ekspor hingga 39,82%.