Bisnis.com, PALEMBANG – Dua investor swasta masih tertarik membangun jalur angkutan batubara berbasis kereta api di Sumatra Selatan seiring tingginya potensi bisnis di tambang emas hitam tersebut.
Kepala Bidang Kereta Api Dinas Perhubungan Sumsel, Afrian Joni mengatakan, ada dua investor yang berniat membangun jalur kereta api untuk angkutan batubara di Sumsel. Yakni, PT Servo Marga Sejahtera dan PT Mega Guna Ganda Semesta (MGGS).
"Kedua perusahaan ini berencana membangun jalur kereta api yang berbeda," katanya, Senin (12/2/2018).
Dia menjelaskan, untuk PT Servo akan membangun jalur kereta api dengan melintasi tiga kabupaten, yakni Lahat, Muara Enim, hingga ke Ogan Ilir sepanjang 160 kilometer.
Sementara PT MGGS akan membangun jalur rute Tanjung Enim-Tanjung Api-Api sepanjang 370 kilometer. Hanya saja sifatnya bekerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU), karena masuk dalam proyek strategis nasional.
"Jenis jalur kereta keduanya double track, dengan nilai investasi masing-masing sekitar Rp 37 triliun untuk PT Servo, dan Rp 50 triliun untuk PT MGGS," katanya.
Afrian menambahkan, saat ini PT Servo tengah membuat sejumlah dokumen persyaratan untuk mendapatkan izin persetujuan prinsip dan penetapan trase dari gubernur Sumsel.
Lalu, untuk jalur Tanjung Enim - TAA dari PT MGGS tengah proses penyusunan Amdal dan Larap, serta jaminan jaminan pengerjaan proyek dari Kemenkeu. Penjaminan berupa kesinambungan proyek dan menguntungkan serta sangat dibutuhkan pemerintah.
"Nantinya, penentuan KPBU ini akan dilelang oleh pemprov Sumsel, setelah dokumen perencanaan ini siap," katanya.
Target pengerjaanya, PT Servo ditargetkan pertengahan tahun ini pembangunan fisik sudah dapat dimulai hingga penyelesaian di tahun 2021 memdatang, dan untuk PT MGGS ditargetkan pada akhir tahun 2018 sudah dapat dilakukan ground breaking.
Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, Zulkifri mengatakan, pemerintah juga saat ini tengah meningkatkan kapasitas jalur kereta api di dua titik jalur di Sumsel. Yakni, jalur Prabumulih-Palembang sepanjang 80 kilometer, dan Martapura-Tanjung Karang sepanjang 20 kilometer.
"Kami targetkan pada April sudah bisa digunakan, dengan demikian kapasitas angkutan penumpang maupun batubara dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat," katanya.