Bisnis.com, PALEMBANG -- Perum Bulog Divre Sumsel Babel mencatat serapan beras dari petani di wilayah itu masih rendah yakni 217 ton lantaran tingginya harga gabah melebihi HPP yang ditetapkan pemerintah.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Bakhtiar AS mengatakan pihaknya dipatok target penyerapan sebanyak 80.000 ton sepanjang tahun ini.
"Saat ini harga gabah di tingkat petani masih tinggi namun kami optimistis target bisa tercapai apalagi nanti saat sejumlah daerah panen," katanya, Rabu (7/2/2018).
Bakhtiar memaparkan pengadaan 217 ton ini didapat dari dua daerah, yakni Kabupateb OKU Timur dan Banyuasin.
"Kami berharap nanti akan bisa lebih banyak lagi beras yang diserap dari petani," katanya.
Dia mengemukakan, meski pengadaan beras masih minim namun stok beras di gudang Bulog sendiri masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumsel.
"Ada sekitar 22.000 ton beras yang tersimpan di gudang Bulog. Ini diyakini mampu memenuhi 3 sampai 4 bulan kedepan," katanya.
Bakhtiar menerangkan, beras yang ada di gudang Bulog saat ini sudah mulai disalurkan guna operasi pasar beras medium di mana sejak Januari hingga kini sudah dikeluarkan sebanyak 4.000 ton.
Rinciannya 3.100 ton untuk di wilayah Sumsel dan 900 ton di Babel. Bulog sendiri melakukan OP di sejumlah pasar tradisional, bekerjasama dengan mitra dalam pengelolaan beras medium dan pengemasannya.
Dia memaparkan target serapan beras petani sebanyak 80.000 ton itu meliputi beras komersial ataupun PSO.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyalurkan bantuan sosial masyarakat sejahtera (bansos sejahtera) untuk wilayah Sumsel Babel.
"Ada sekitar 2.300 ton selama Januari yang sudah disalurkan di mana targetnya 4.400 ton. Artinya masih ada sekitar 40% lagi belum tersalurkan selama Januari," katanya.