Bisnis.com, PALEMBANG — Rata-rata transaksi saham di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) pada Februari 2025 mengalami pertumbuhan dibandingkan bulan sebelumnya.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel dan Babel) Arifin Susanto mengatakan nilai transaksi saham pada Februari mencapai Rp8,97 triliun atau tumbuh sekitar Rp1,6 triliun dari bulan Januari yang sebesar Rp7,33 triliun.
“Seiring peningkatan kinerja pasar saham nasional, rata-rata transaksi saham di Sumbagsel bulan Februari 2025 tumbuh,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/4/2025).
Menurutnya, capaian itu juga diiringi dengan pertumbuhan penjualan reksadana di Sumbagsel yang mengalami peningkatan sebesar 47,77% atau menjadi Rp561,15 miliar per Januari 2025.
Arifin menyebut, per Februari, jumlah investor di Sumbagsel tercatat 979.844 investor atau melonjak 13,04% secara year on year (yoy).
Adapun komposisi SID itu didominasi penggunaan instrumen reksa dana mencapai 94,87%.
Baca Juga
“Untuk sebaran investor yang tertinggi itu di Sumsel sebanyak 39,07%, kemudian diikuti Lampung 32,89% dan Jambi 14,10%,” kata Arifin.
Selain itu, dia menambahkan, posisi Industri Keuangan non-Bank (IKNB) pada Januari di Sumbagsel juga mencatatkan nilai piutang pembiayaan hingga Rp41,82 triliun atau meningkat 1,33% yoy.
Jenis pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh pembiayaan multi guna 52,44%, disusul investasi 34,77%, dan pembiayaan modal kerja 8,29%.
“NPF (Non Performing Financing) di wilayah Sumbagsel masih terjaga di range angka terendah 2,88% dan angka tertinggi ada di Bengkulu sebesar 3,64%,” jelasnya.
Arifin juga menyampaikan pada periode satu tahun terakhir, terjadi peningkatan aktivitas financial technology.
Kondisi itu, menurutnya, terlihat dari jumlah lender (penerima pinjaman) yang meningkat menjadi 832.099 rekening, sedangkan jumlah borrower (pemberi pinjam) menurun menjadi 15.417 rekening per Desember 2024.
“Nilai outstanding pinjamannya mencapai total Rp4,49 triliun,” pungkasnya.