Bisnis.com, MEDAN — Sektor pariwisata Sumatra Utara dinilai belum tergarap dengan baik sehingga nilai ekonominya belum bisa memberikan manfaat banyak bagi masyarakat di daerah tersebut.
Termasuk potensi destinasi wisata Danau Toba. Ada banyak hal yang harus dikerjakan oleh pemerintah daerah (pemda) bersama dengan pelaku industri pariwisata supaya pariwisata bisa memberi manfaat besar bagi perekonomian Sumut.
Terkait hal ini, Bisnis mewawancarai Hendra Susanto, Direktur Icon Holiday, salah satu pengusaha pariwisata di daerah tersebut:
Bagaimana kondisi pariwisata Sumatra Utara saat ini?
Belum terlalu baik. Pariwisata Sumut itu makin memburuk sejak Covid-19. Ada upaya pebisnis pariwisata di Sumut untuk membangkitkan lagi tapi hasilnya belum sesuai harapan.
Kenapa sulit bangkit?
Baca Juga
Banyak persoalan dan itu harus diselesaikan bersama-sama. Terutama pemerintah daerah sebagai pemilik wewenang di daerah. Persoalannya, pemerintah serius atau tidak untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu penopang ekonomi daerah. Banyak hal yang bisa dijadikan indikator untuk melihat seberapa serius pemda menjadi pariwisata sebagai sektor prioritas ekonominya.
Dari indikator apa bisa dilihat?
Mudah. Pertama, lihat saja berapa anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan pariwisata dan promosi pariwisatanya. Berapa dianggarkan pemda di Sumut untuk Pariwisata. Termasuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur pendukung untuk pariwisata. Pemda di Sumut masih kecil alokasi anggarannya untuk pariwisata. Kami sudah banyak diskusi soal ini di Asita (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) tapi capaiannya belum banyak berubah sampai saat ini.
Untuk itu, kami terus dorong semua pihak untuk peduli dengan masa depan pariwisata Sumut ini. Ini aset besar yang berpotensi mengangkat ekonomi daerah.
Apa wisata andalan yang memiliki daya ungkit besar untuk Sumatra Utara?
Destinasi Danau Toba. Potensinya besar dengan lingkar kawasan wisata mencapai 100 km dan bentang tengah 30 km. Belum lagi dataran di sekitarnya yang luas, jelas ini aset tujuan wisata yang kaya. Sayang belum mampu dikembangkan dengan baik sampai hari ini. Padahal kalau itu bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata utama, maka wisata Danau Toba bisa menghidupkan ekonomi masyarakat Sumut.
Wisata seperti apa yang cocok untuk Danau Toba?
Wisata premium. Jangan didesain sebagai destinasi wisata backpacker. Kalaupun ada wisata backpacker yang datang tapi itu bukan desain wisatanya. Danau Toba itu alamnya cocok untuk orang-orang kaya untuk mencari ketenangan dan keindahan alam yang luar biasa.
Apa yang perlu dibenahi untuk meningkatkan minat wisata ke danau Toba?
Benahi infrastrukturnya. Benahi mental masyarakat sebagai tuan rumah di tempat wisata. Lalu segera benahi tata ruang kawasan Danau Toba. Yang saya sebutkan ini jadi persoalan besar yang harus dibenahi kalau memang ingin mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan wisata utama.
Contohnya, sekarang pandangan ke Danau Toba itu tertutup oleh semua bangunan yang dibangun di pinggir danau sehingga wisatawan tidak bisa menyaksikan keindahan Danau Toba dari perjalanan ke lokasi danau. Ada pondok-pondok kuliner, hotel dan berbagai jenis bangunan yang dibangun menutupi pemandangan Danau Toba dari jalan di sekliling danau itu. Suatu kali, saya punya teman pebisnis wisata yang yakin bisa mendatangkan wisatawan sampai 1.000 orang per kali datang ke Danau Toba. Tapi begitu dia datang keliling Danau Toba, dia langsung mundur karena melihat persoalan seperti yang saya sampaikan.