Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Provinsi Sumatra Barat ada potensi mengalami kenaikan seiring akan adanya permintaan bahan pangan untuk momen bulan Ramadan 2025.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sumbar mengalami inflasi 1,24% secara yoy atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,62 pada Januari 2024 menjadi 106,93% di Januari 2025. Lalu secara mtm, pada bulan Januari 2025 Sumbar mengalami inflasi sebesar 0,03%.
Dari kondisi itu, Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar M. Abdul Majid Ikram, adanya potensi inflasi naik, karena saat ini harga-harga sejumlah bahan pokok lagi naik di pasar, seperti cabai merah, ayam potong, telur ayam ras, dan komoditas lainnya.
“Sementara kebutuhan akan meningkat, seperti akan melaksanakan bulan Ramadan. Supaya kondisi itu bisa terkendali, penting bagi pemerintah daerah memastikan ketersediaan pangan cukup, sehingga harga di pasar pun jadi terkendali dan kondusif,” katanya, Senin (3/2/2025).
Majid menyampaikan melihat untuk inflasi yoy 1,24% pada Januari 2025, dan jika melihat secara umum, maka laju inflasi mtm 0,03% masih kondusif bahkan di bawah perkiraan pihak Bank Indonesia.
“Awalnya kami menduga komoditas-komoditas naik tinggi pada Januari 2025, tapi beberapa masih terjaga,” ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya, pemerintah daerah harus gerak cepat memastikan segala halnya. Pastikan ketersediaan pangan di masing-masing daerah cukup, sehingga inflasi pun jadi terkendali. “Kalau inflasi tinggi, risikonya perekonomian Sumbar jadi terganggu,” sebutnya.