Bisnis.com, MEDAN – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) catatkan kembali penjualan produk petrokimia berupa metanol ke salah satu grup perusahaan refinery crude palm oil atau pemurnian minyak sawit mentah di Dumai dengan nilai US$7,14 juta atau setara Rp116 miliar.
Manager Corporate Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Anggoro Wibowo mengatakan perpanjangan kontrak dengan pelanggan di Kawasan Industri Dumai tersebut berlaku hingga akhir tahun 2024 dengan estimasi total volume metanol sebanyak 18.000 hingga 21.000 MT.
“Pengiriman pertama telah dilakukan pada Kamis, 25 Juli 2024, dengan pengapalan 3.150 MT ke tangki pelanggan di Kawasan Industri Dumai Pelintung,” kata Anggoro dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (7/8/2024).
Disebutkan Anggoro, Sumbagut memiliki potensi pasar petrokimia yang cukup besar. Sebagaimana diketahui, metanol merupakan bahan utama dalam produksi biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester atau FAME) yang akan dicampur dengan solar untuk menghasilkan Biosolar.
Penjualan metanol ke produsen biodiesel disebutnya menjadi bagian dari sinergi perseroan dengan industri minyak sawit untuk mendukung ketahanan energi nasional.
"Saat ini kebiijakan pemerintah untuk pemanfaatan biodiesel dalam campuran solar adalah 35% atau biasa kita ketahui sebagai Biosolar 35 (B35)," lanjutnya.
Baca Juga
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut sendiri memproyeksi penjualan metanol di wilayah Sumbagut yang mencakup Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat dapat mencapai 40.000 MT atau 40 juta kilogram pada tahun 2024.
Anggoro mengatakan, ekspansi produk petrokimia khususnya metanol diharapkan tak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestic, namun juga meningkatkan keandalan pasokan metanol di seluruh wilayah tersebut.
Adapun Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar menambahkan bahwa perseroan memiliki visi jangka panjang sebagai solusi energi dan dekarbonisasi melalui transisi energi.
Dia mengatakan, selain menyuplai bahan bakar minyak (BBM), pihaknya juga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan akan produk petrokimia.
"Kami berkomitmen untuk menjadi pemimpin pasar petrokimia di regional. Penggunaan energi akan semakin beralih ke sumber yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami terus mengembangkan pasar petrokimia sebagai motor penggerak pertumbuhan perusahaan kami," kata Freddy. (K68)