Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Penunjang Diminta Berinovasi Atasi Tantangan Produksi Migas

SKK Migas berupaya mendorong industri lokal penunjang hulu migas untuk berinovasi, agar bisa menjawab tantangan produksi 1 juta barrel minyak.
Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti (tengah) saat mengunjungi plant factory industri penunjang hulu migas di Batam./Bisnis-Rifki
Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti (tengah) saat mengunjungi plant factory industri penunjang hulu migas di Batam./Bisnis-Rifki

Bisnis.com, BATAM - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya mendorong industri lokal penunjang hulu migas untuk berinovasi, agar bisa menjawab tantangan produksi 1 juta barrel minyak hingga 2030.

"Secara ringkas, kami butuh kesiapan mereka (industri lokal pendukung hulu migas) untuk melaksanakan long term plan yang telah disusun. Dari diskusi awal, rencana jangka panjang menargetkan 1 juta barel minyak dan gas 12 BSCFD pada 2030," kata Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti saat mengunjungi plant factory dari salah satu industri pendukung hulu migas di Batam, Jumat (5/7/2024).

Shinta mengatakan, SKK Migas menargetkan pengeboran 1.000 sumur di tahun 2025, sehingga membutuhkan kesiapan baik dari sisi SDM maupun peralatan pendukung. Namun masih ada persoalan yang menghadang, yakni ketepatan waktu. Dengan kata lain, hal ini terkait dengan lambannya pasokan hingga harga produk lokal yang belum bisa bersaing dengan barang impor.

"Tahun ini ada 900 sumur, tapi kita masih keteteran. Apalagi nanti tahun depan, saat ada target 1.000 sumur, maka butuh alat seperti rig, sand screen dan lainnya. Namun jika dicocokkan secara jadwal (pengeboran), ternyata tak cocok (kesiapan alat pendukung)," ucapnya.

Dia mengungkapkan ada semacam filling gap yang besar, yang akan membuat kegiatan pengeboran berjalan kurang optimal. "Ada filling gap, ketika ada sumur baru, siapnya berapa lama. Ketika ada produksi, butuh kesiapan dari perizinan sampai proses produksi berjalan. Itulah seringnya kejar-kejaran, jadi sering telat produksinya. Kita tetapkan jadwal produksi, tapi sering kurang lengkap," jelasnya.

Untuk itu, maka SKK Migas menggelar acara Pre Indonesia Upstream Oil & Gas Supply Chain Management & National Capacity Building Summit 2024 (IOG SCM & NCB Summit 2024) pada 3-4 Juli 2024 di Hotel Radison Batam.

"Untuk itulah kami adakan IOG SCM & NCB Summit 2024 ini, agar bisa menginformasikan kita punya proyek 1.000 sumur di 2025, jadi harus siap untuk menjawab tantangan ini. Melalui event ini, kami bisa melihat kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk menjawab challenge pengeboran," ujarnya.

Dari yang ia lihat selama acara ini, Shinta menyebut para penyedia jasa pendukung hulu migas belum mendapat informasi secara detail mengenai rencana tersebut.

"Jadi ketika diminta, pastinya mereka akan upgrade, tambah mesin, tambah pabrik. Namun bicara soal investasi, kapan balik modalnya. Makanya kami dekatin biar matching, sekaligus memberi informasi kepada penyedia jasa, agar cycle ini tidak boleh terputus," paparnya.

Shinta menegaskan rencana eksplorasi dan pengeboran sumur akan tetap berjalan berkesinambungan hinga 2060 mendatang. Untuk sekarang, SKK Migas harus memastikan produksi minyak 1 juta barel hingga 2030 berjalan lancar.

"Ngomongin 1 juta barel itu masih sepertiga, karena targetnya 3 juta barel. Kalau tidak bisa kita penuhi, maka nanti impor, dan itu menggerus APBN. Kita berusaha untuk menjawab itu," ungkapnya.

Di tempat yang sama, General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Setyo Sapto Edi mengatakan pihaknya selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selalu berusaha menyelesaikan target dari SKK Migas. "Target tahun ini untuk minyak itu 24.900 barel per hari. Sedangkan gas 470 MMSCFD," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, ia berupaya mendorong vendor mitranya di Batam, yang menyediakan sand screen untuk terus berinovasi agar bisa menyelesaikan pesanan secara tepat waktu.

"Kami memberikan apresiasi kepada vendor, dan memastikan sumur bor yang kami kelola mendapat dukungan penuh," pungkasnya.(K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper