Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Ungkap Kendala Perdagangan Karbon Perusahaan di Sumut

Keberadaan bursa karbon sejatinya dapat menjadi peluang bagi perusahaan yang telah berkomitmen menjalankan industri ramah lingkungan.
Ilustrasi pajak karbon./Dok. Canva
Ilustrasi pajak karbon./Dok. Canva

Bisnis.com, MEDAN – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Sumatra Utara (Sumut) mengungkap potensi besar kredit karbon dari perusahaan-perusahaan di provinsi ini untuk dapat masuk ke bursa karbon.

M Pintor Nasution Kepala Kantor BEI Sumut mengatakan, potensi tersebut belum sepenuhnya dibarengi dengan pemahaman mendalam terkait perdagangan karbon.

“Sebenarnya perusahaan-perusahaan di Sumut ini besar potensinya untuk bisa masuk ke Bursa Karbon Indonesia. Akan tetapi, masih banyak sekali yang belum mengetahui apa manfaat dan bagaimana prosedurnya agar bisa melantai di Bursa Karbon Indonesia,” ujar Pintor kepada Bisnis, Senin (27/5/2024).

Di sisi lain, kurangnya konsultan carbon trading di Indonesia dinilai Pintor juga menjadi penghambat melantainya perusahaan ke bursa karbon. Meski sama-sama berpayung PT BEI, Pintor menyebut ada perbedaan cara kerja bursa karbon dan bursa saham, terutama dari dari produk yang diperdagangkan di mana bursa karbon memperjualbelikan kredit atas pengeluaran karbondioksida (CO2).

“Sehingga persyaratannya juga berbeda. Kalau di bursa saham, kan, butuh underwriter (orang perseorangan yang membantu perusahaan untuk IPO,­ -red) saja. Kalau di IDX Carbon ada keterlibatan beberapa kementerian terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan yang sejalan dengan bisnis perusahaan. Misal, untuk perusahaan pertambangan, berarti melibatkan Kementerian ESDM juga,” jelas Pintor.

Dikatakan Pintor, Sumut memiliki lahan perkebunan sawit yang luas dengan perusahaan-perusahaan besar dibelakangnya yang juga jadi pemain di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu berpotensi besar masuk ke Bursa Karbon Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut tahun 2022, ada sekitar 237 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumut. Total lahan sawit Sumut menurut data Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut mencapai 1,38 juta hektare (ha) pada 2022 dengan luas areal perkebunan milik perusahaan besar swasta mencapai 568 ribu ha.

Selain sawit, sektor perkebunan lain di Sumut juga disebut Pintor potensial dalam perdagangan karbon seperti karet dan kopi yang masing-masing luas lahannya sekitar 444.000 ha dan 98.000 ha. Adapula sektor lain seperti pertanian, pertambangan, serta pariwisata.

“Perusahaan yang potensial masuk ke Bursa Karbon Indonesia itu bisa berasal dari berbagai sektor yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penyerapan karbon seperti energi baru terbarukan, pengelolaan limbah, juga penghijauan,” jelasnya.

Keberadaan bursa karbon sejatinya dapat menjadi peluang bagi perusahaan yang telah berkomitmen menjalankan industri ramah lingkungan untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan penjualan kredit karbon.

Kredit karbon sendiri didapat dari upaya suatu perusahaan dalam menekan emisi mereka, serta bisa diperjualbelikan kepada perusahaan lain yang melampaui batas emisi.

Dilansir dari laman IDX Carbon, pada April 2024 kemarin karbon dari emiten-emiten Bursa Karbon Indonesia diperdagangkan berkisar Rp58.800 per tonnya.

Pintor mengatakan hingga saat ini telah ada lima perusahaan serta asosiasi di Sumut yang menghubungi pihaknya terkait carbon trading.

“Sejauh ini ada 5, rata-rata dari perusahaan sawit. Ada juga dari asosiasi yang menanyakan terkait itu, dan sudah kami hubungkan pula dengan IDX Carbon,” ujarnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper