Bisnis.com, MEDAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara mencatat ekonomi Sumatra Utara terkoreksi sedalam 0,59% (q-to-q) pada kuartal I 2024 terhadap kuartal IV 2023.
Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin mengatakan bahwa terkoreksinya pertumbuhan ekonomi Sumut tersebut tidak berkaitan langsung dengan isu-isu global yang berkembang saat ini, melainkan merupakan pola berulang.
“Pada triwulan I 2024 ini kita kontraksi 0,59% secara q-to-q, ini cukup dalam dibanding triwulan-triwulan sebelumnya. Kalau kita ingat di tahun 2023 itu kita kontraksi atau minus 0,45%. Pola di triwulan I memang selalu kontraksi dibanding triwulan IV (tahun sebelumnya),” ujar Hasan usai membacakan Rilis Pertumbuhan Ekonomi Sumut Triwulan I 2024, Senin (6/5/2024).
Hasan menyebut kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal awal memang lumrah terjadi. Secara historis, laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I di tahun-tahun sebelumnya juga tercatat melandai jika dibanding kuartal IV tahun belakang.
BPS mencatat, pada kuartal I 2023 ekonomi Sumut terkontraksi sedalam 0,45% (q-to-q) terhadap kuartal IV 2022 yang tercatat tumbuh 0,46% (q-to-q). Sedangkan di kuartal I 2022, kontraksinya sedalam 0,08% (q-to-q) dibanding kuartal IV 2021 yang tumbuh 0,18% (q-to-q).
Hal itu, kata dia, salah satunya disebabkan oleh belanja pemerintah yang masih belum bergerak optimal di awal tahun anggaran.
Baca Juga
“Jadi memang di triwulan I pola seperti belanja pemerintah, itu baru bergerak. Ini menjadikan multiplier effect ekonominya sangat terpengaruh. Apalagi terkait dinamika konstruksi atau pembangunan. Mungkin setelah gencar di akhir tahun, meredup dulu di awal tahun untuk persiapan dan penataan. Itu hal yang wajar, sesuai dengan pola. Itu lebih kepada sektor-sektornya, tidak secara politis maupun isu-isu global yang berkembang saat ini karena dampaknya pasti ke nasional dulu,” jelas Hasan.
Kendati kontraksi secara kuartalan, Hasan menyebut Sumut mencatatkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada kuartal pertama 2024 sebesar 4,88% (yoy). Pada kuartal pertama 2023, ekonomi Sumut tumbuh di angka 4,87% (yoy).
Dikatakan Hasan, produk domestik regional bruto (pdrb) Sumut di kuartal I 2024 berdasarkan harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp273,49 triliun. Sementara berdasarkan harga konstan (ADHK) sebesar Rp152,82 triliun.
Adapun lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal I 2024 ini ialah kategori Real Estate yakni sebesar 4,07% (q-to-q), diikuti oleh kategori Jasa Perusahaan sebesar 2,01% (q-to-q). Sedangkan kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami kontraksi terdalam, yakni 5,01% (q-to-q).
Sementara secara tahunan, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal I 2024 terjadi di kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,63% (yoy), diikuti kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 7,85% (yoy).
“Secara umum, semua kategori mengalami pertumbuhan positif secara tahunan, ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Sumut terus membaik,” jelas Hasan. (K68)