Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintah Kota Pekanbaru terus berupaya menekan kenaikan angka inflasi di daerah itu, salah satunya melalui program Pasar Murah, yang pada tahun ini digelar sebanyak tiga kali sepekan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin menyebutkan ini bentuk upaya pemkot dalam menjaga angka inflasi berada dalam situasi terkendali.
"Kami berkomitmen untuk menekan angka inflasi, dengan terus melaksanakan kegiatan pasar murah ini secara berkelanjutan. Setiap pekannya, kami akan menggelar di tiga titik. Ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya dilakukan dua kali dalam sepekan," ujarnya, Senin (22/1/2024).
Data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau menyatakan dari data Indeks Harga Konsumen (IHK gabungan tiga kota, Riau mengalami inflasi tahunan atau Year On Year (YoY) sebesar 2,50% pada Desember 2023, dengan IHK mencapai 116,90. Selain itu, secara bulan ke bulan (MoM), angka inflasinya sebesar 0,17%.
Dari tiga kota di Provinsi Riau, Kota Pekanbaru mengalami inflasi YoY sebesar 2,50%, sedangkan secara MoM mengalami inflasi sebesar 0,21%. Sementara di Kota Dumai mencatat inflasi YoY sebesar 2,78%, tetapi mengalami deflasi MoM sebesar 0,03%. Kota Tembilahan mengalami inflasi YoY sebesar 1,53% dan inflasi MoM sebesar 0,11%.
Zulfahmi menyebutkan program pasar murah ini tidak hanya memberikan akses bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, tetapi juga bertujuan untuk mengendalikan inflasi yang menjadi perhatian nasional.
Baca Juga
Dia mengakui isu nasional saat ini melibatkan inflasi, kemiskinan ekstrem, dan stunting. Dengan kegiatan pasar murah ini, diharapkan bisa mengatasi ketiga isu tersebut sekaligus.
Untuk program kali ini Pemkot menggelar Pasar Murah di halaman kantor Lurah Tebing Okura dan kantor Lurah Lembah Sari, Kecamatan Rumbai Timur.
Pada program ini sejumlah bahan kebutuhan pokok disediakan dalam pasar murah di Okura dan Lembah Sari. Mulai dari beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) Bulog, gula pasir, minyak goreng kemasan (MinyaKita), dan lainnya.
Untuk beras SPHP berukuran 5 kilogram dijual dengan harga khusus Rp50.000, MinyaKita berukuran dua liter Rp25.000, dan gula pasir berukuran satu kilogram seharga Rp14.000.
"Harga normalnya untuk beras SPHP adalah Rp57.000, tapi kami subsidi menjadi Rp50.000. Begitu juga dengan gula dan minyak. Harga maksimal MinyaKita Rp28.000, kami jual Rp25.000 Sedangkan harga maksimal gula Rp16.000, kita jual Rp14.000," ungkapnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemkot Pekanbaru Mahyuddin mengakui pihaknya perlu mengambil langkah-langkah antisipatif, seperti menggelar pasar murah di berbagai kelurahan untuk menjaga stabilitas inflasi.
Pemerintah Kota Pekanbaru berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan, bekerjasama dengan distributor, dan jika perlu, mengimplementasikan operasi pasar atau gerakan pangan murah sebagai upaya efektif mengatasi kenaikan harga.