Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Riau Melambat, Diduga Karena Beberapa Alasan Ini

Angka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau pada triwulan III/2023 mengalami koreksi dibandingkan triwulan sebelumnya.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PEKANBARU -- Angka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau pada triwulan III/2023 mengalami koreksi dibandingkan triwulan sebelumnya. Ada sejumlah hal yang diduga menjadi pemicu sehingga aktifitas perekonomian Bumi Lancang Kuning melambat.

Data BPS Riau mencatat ekonomi Riau mengalami pertumbuhan sebesar 4,02% dibandingkan dengan triwulan III-2022. Sedangkan para triwulan sebelumnya, ekonomi daerah itu tumbuh sampai 4,88% secara tahunan.

Ketua Apindo Riau Wijatmoko Rah Trisno menyebutkan beberapa hal yang memicu turunnya angka pertumbuhan ekonomi itu seperti adanya gangguan cuaca selama periode tersebut.

"Kami melihat yang menjadi penyebab kegiatan ekonomi melambat ini dari faktor cuaca seperti kabut asap dan juga berkurangnya curah hujan. Sehingga kondisi ini berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi khususnya pertanian," ungkapnya, Senin (6/11/2023).

Dia menguraikan selain dari faktor cuaca, kinerja ekspor dan impor dari Provinsi Riau juga belum membaik. Hal ini dipicu masih belum pulihnya harga jual komoditas unggulan kelapa sawit bila dibandingkan tahun lalu.

Dari hitungan pihaknya, Riau bergantung kepada ekspor sawit dan turunannya serta dari produk pulp dan kertas, yang juga bergantung terhadap Undang-undang Deforestasi di Uni Eropa. Untuk sawit, saat ini terjadi penurunan permintaan akibat naik pamornya minyak nabati dari bunga matahari.

Ekonom Unri yang juga pengurus Apindo, Edyanus Herman Halim menyebut tahun lalu harga sawit sempat membaik dan cukup tinggi di saat momen konflik Rusia-Ukraina, dan kedua negara itu tidak bisa mengekspor minyak bunga matahari.

"Tetapi setelah konfliknya mereka, sekarang minyak sawit terdampak dari turunnya permintaan asal Eropa, baik dari UU deforestasi maupun persaingan dengan minyak bunga matahari itu," ujarnya.

Kemudian dari sisi konsumsi, menurutnya ekonomi Riau juga melambat akibat angka inflasi yang terus meningkat sehingga harga jual barang kebutuhan pokok semakin mahal. 

Selain dari inflasi, pemicu kenaikan harga menurutnya juga disebabkan anomali cuaca atau adanya Elnino pada tahun ini, sehingga bahan pangan dari wilayah sentra produksinya mengalami gangguan yang tentunya memberikan dampak negatif di pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Kepala BPS Riau Asep Riyadi menyebutkan perekonomian Riau pada triwulan III-2023, mencatat PDRB senilai Rp255,78 triliun berdasarkan harga berlaku, dan Rp140,66 triliun berdasarkan harga konstan 2010.

"Ekonomi Riau mengalami pertumbuhan sebesar 4,02% dibandingkan dengan triwulan III-2022. Lapangan usaha konstruksi menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,89%, sementara Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 7,20%," ujarnya.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 7,20%; diikuti oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,23%, dan Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,47%.

Sementara itu, Komponen Impor Luar Negeri, Komponen Ekspor Luar Negeri, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi masing-masing sebesar minus 16,90%; minus 12,83%; dan minus 4,03%.

Sementara itu secara spasial, Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,95% terhadap perekonomian nasional, menempatkannya sebagai provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan III-2023 menunjukkan perkembangan positif dari berbagai sektor, termasuk konstruksi, pengadaan listrik dan gas, pertanian, kehutanan, perikanan, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial. 

Lapangan usaha yang paling dominan, yaitu industri pengolahan, juga tumbuh sebesar 3,92% mencerminkan kestabilan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Menurutnya PDRB Riau didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, diikuti oleh industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran. 

"Kelima lapangan usaha ini berkontribusi sebesar 93,64% dalam perekonomian Riau, menegaskan peran penting mereka dalam memajukan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper