Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) menyebutkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) di Sumbar berada di angka di atas rata-rata nasional.
Kepala Diskominfotik Sumbar Siti Aisyah mengatakan berdasarkan survey yang dilakukan Kementerian Kominfo tahun 2022, IMDI di Sumbar mencapai 42,26. Angka tersebut di atas rata-rata nasional yaitu 37,8.
"Jadi angka itu menunjukan literasi masyarakat Sumbar soal digitalisasi sudah baik," katanya, Jumat (13/10/2023).
Siti Aisyah yang akrab disapa Ica ini menjelaskan IMDI tersebut melakukan survey mengukur skill dan literasi digital masyarakat di berbagai kabupaten dan kota di Indonesia pada tahun 2022.
Lahirnya IMDI ini juga merupakan tindak lanjut inisiatif Indonesia dalam Presidensi G20 yaitu menyusun Digital Literacy and Digital Skill Toolkit, yang merupakan sebuah toolkit yang dapat digunakan oleh negara-negara G20 untuk mengukur kondisi literasi dan keterampilan digital masyarakat di masing-masing negara.
"Jadi ada 10 provinsi di Indonesia yang angka IMDI di atas rata-rata nasional, di antara 10 provinsi itu termasuk Provinsi Sumbar. Hal ini tentu sebuah hal yang positif," ujarnya.
Baca Juga
10 provinsi yang memiliki angka IMDI di atas rata-rata nasional itu, mulai Jakarta (47,98), Bali (47,96), Jawa Tengah (46,13), Kalimantan Timur (45,06), Banten (44,38), Jawa Barat (43,28), Yogyakarta (43,28), Sumatra Barat (42,26), Nusa Tenggara Barat (40,41), dan Nusa Tenggara Timur (40,41).
Ica menyadari betul bahwa seiring berkembangnya teknologi, masyarakat turut ikut berpikir dan bergerak maju. Karena dengan memanfaatkan teknologi, banyak hal yang dilakukan dengan mudah.
Melalui telepon misalnya, yang jauh bisa terasa dekat. Tidak hanya bisa mendengarkan suara saja, tapi sekarang itu sudah bisa melakukan video call.
Bahkan perkembangan teknologi saat ini tidak hanya sebatas telekomunikasi saja, tapi turut merambat pada sektor perdagangan.
"Banyak juga pedagang atau pelaku UMKM yang memanfaatkan digitalisasi dalam berdagang. Seperti yang tersedia pada platform belanja online. Berdagang secara digital, pelaku UMKM bisa menjangkau lebih luas konsumennya," ujar dia.
Selain itu, dengan adanya digitalisasi ini, dalam bertransaksi pun cukup melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Selain QRIS, dalam bertransaksi juga bisa menggunakan uang elektronik seperti TapCash, e-money, dan lainnya.
"Digitalisasi itu telah diterapkan di Sumbar. Mulai dari bertransaksi di pasar, angkutan umum, parkir, dan lain sebagainnya," sebut dia.
Ica menegaskan kedepannya Pemprov Sumbar tentu akan terus meningkatkan literasi digitalisasi kepada masyarakat, yang tidak hanya di perkotaan saja, tapi hingga ke pedesaan.
Upaya Literasi Digitalisasi
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyampaikan belum lama ini telah digelar #Hack4ID Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Padang. Hal tersebut merupakan salah bentuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal digitalisasi.
Dikatakannya era digitalisasi saat ini mesti dimanfaatkan secara maksimal, khususnya dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM lokal, sehingga dapat berkiprah secara nasional hingga internasional.
Menurut Audy, masyarakat Sumbar memiliki peluang yang besar untuk dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. #Hack4ID Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, merupakan salah satu wadah bagi Startup Sumbar agar mampu bersaing pada era digital saat ini.
“Apalagi Sumbar mendapatkan penghargaan provinsi paling ter-digital tahun 2022 di Pulau Sumatera,” ungkapnya.
Penggunaan QRIS di Sumbar
Sementara itu terkait pengguna QRIS di Sumbar, Bank Indonesia mencatat pengguna atau user QRIS di Sumbar tumbuh sebesar 17 persen hingga pertengahan tahun 2023, bila dibandingkan pada tahun 2022 lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Endang Kurnia Saputra belum lama ini mengatakan sepanjang tahun 2022 terdapat 280 ribu user QRIS. Pada tahun 2023 ini ditargetkan sebesar 400 ribu user QRIS.
"Sampai saat ini terdapat 298 ribu user QRIS di Sumbar, dan Bank Indonesia masih memiliki target 100 ribu user QRIS lagi pada tahun ini," katanya.
Dia menyebutkan untuk mencapai 400 ribu user QRIS pada tahun ini, Bank Indonesia akan terus melakukan sosialisasi terkait manfaat menggunakan QRIS kepada pelaku usaha.
"Pelaku usaha di Sumbar terus tumbuh, dan kita akan menggaet mereka agar punya QRIS dalam transaksi jual belinya," ujarnya.
Artinya belum semuanya pelaku UMKM di Sumbar yang menggunakan QRIS dalam transaksi jual beli usahanya.
Melihat data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar, jumlah UMKM di Ranah Minang mencapai 600 ribu lebih.
Jumlah tersebut tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar, mulai dari pedagang di pasar hingga pedagang yang ada di butik, mall, hingga restoran.