Bisnis.com, MEDAN - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Sumatra Utara (Sumut), Mulyadi Simatupang menyebut adanya dugaan permainan pihak swasta yang membuat harga beras di Sumut melonjak tinggi.
Dugaan ini, kata Mulyadi, juga dikonfirmasi oleh komisi pengawas persaingan usaha (KPPU).
"Info yang kami dapat [dari KPPU], mereka [pihak swasta] memainkan harga beras dengan cara memberi modal dan pupuk ke petani. Lalu petani harus menjual hasilnya kepada swasta ini," kata Mulyadi kepada Bisnis.com, Jumat (29/09/2023).
Menurut Mulyadi, kondisi saat ini cukup bertentangan lantaran harga beras di pasaran tidak sepadan dengan ketersediannya.
Sejak harga beras di Sumut naik, di mana hingga per 27 September sudah mencapai 16,1 persen di atas HAP, beragam upaya telah dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga beras.
Keberadaan program pangan murah, pasar keliling, serta distribusi bantuan pangan dan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) oleh Bulog yang masih berlanjut, dikatakan Mulyadi belum memberi dampak signifikan terhadap perubahan harga.
Baca Juga
Di tambah lagi, katanya, laporan Dinas Ketahanan Pangan Sumut pada Bulan Agustus 2023 juga menyebut Sumut surplus beras beras 321.546 ton.
"Dari data pertanian itu kita selalu surplus beras. Tapi pedagang di pasar-pasar bilang ketersediaan beras lokal itu sedikit sekali.
Ini jadi menimbulkan banyak persepsi. Bisa saja yang dilaporkan itu produksi beras, bisa saja produksi padi atau gabah, karena gabah atau padi kalau masuk ke kilang dan jadi beras tentu akan susut," kata Mulyadi.
Selain kasus di atas dan dugaan adanya peran tengkulak di balik melonjaknya harga beras di Sumut, Mulyadi juga mensinyalir aliran beras petani lokal ke luar Sumut. Ia mengatakan pihaknya tidak bisa menahan bila petani menjual hasil taninya ke pembeli yang menawar dengan harga tinggi.
Kendati demikian, Disperindag akan tetap menyelidiki dugaan-dugaan yang muncul dengan mencocokkan data yang mereka dapatkan dengan kondisi di lapangan.
"Rencananya minggu depan kami akan ke kilang-kilang karena ada data yang harus kita sinkronkan terkait produksi beras ini," ujarnya.
Mulyadi pun menyebut akan segera memanggil supplier/ pihak swasta yang ditengarai bermain dalam kenaikan harga beras di Sumut. Ia mengakui pihaknya telah mengantongi informasi dari KPPU, namun enggan merinci pihak swasta mana yang dimaksud.
"Sudah ada datanya di kami. Dalam waktu dekat akan kami panggil untuk dimintai keterangan sejauh mana keterlibatannya," tutupnya. (K68)