Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perbankan di Sumbar Tumbuh Positif pada April 2023

OJK mencatat kinerja industri perbankan di Provinsi Sumatra Barat tumbuh positif di tengah meningkatnya tekanan inflasi dan pelemahan ekonomi global.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, PADANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja industri perbankan di Provinsi Sumatra Barat tumbuh positif di tengah meningkatnya tekanan inflasi dan pelemahan ekonomi global.

Kepala OJK Sumbar Yusri mengatakan adanya pertumbuhan kinerja industri perbankan di Sumbar ini seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I-2023 (yoy) sebesar 4,80 persen.

Di mana pada triwulan IV-2022 sebesar 4,15 persen, serta inflasi di Provinsi Sumbar pada bulan Mei 2023 (yoy) turun menjadi 4,19 persen, di mana sebelumnya pada bulan Desember 2022 sebesar 7,43 persen.

"Kondisi ini tentu sebuah hal yang positif untuk menjalankan kondisi kedepannya," kata Yusri, Kamis (15/6/2023).

Dia menjelaskan pada April 2023, total aset industri perbankan tumbuh 6,60 persen (yoy), kredit/pembiayaan 6,15 persen (yoy), sementara DPK terkontraksi sebesar 1,59 persen (yoy).

Selain itu, aset bank umum konvensional tumbuh 6,66 persen (yoy) dan kredit 5,57 persen (yoy). Sementara DPK terkontraksi sebesar 2,56 persen (yoy).

Penyaluran kredit untuk investasi tumbuh 10,58 persen (yoy), konsumsi 4,80 persen (yoy) dan modal kerja 4,55 persen (yoy).

"Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,03 persen, dan rasio LDR 127,40 persen," ujarnya.

Sementara itu Bank Umum Syariah memiliki aset yang tumbuh 6,13 persen (yoy), DPK 6,87 persen (yoy), dan pembiayaan 14,47 persen (yoy).

Penyaluran pembiayaan untuk investasi tumbuh 23,75 persen (yoy), konsumsi 12,70 persen (yoy) dan modal kerja 14,10 persen (yoy). Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPF 1,69 persen, dan rasio FDR 90,80 persen.

Pada kinerja BPR dan BPRS di Sumbar, aset tumbuh 10,22 persen (yoy), DPK 8,46 persen (yoy), dan kredit/pembiayaan 8,47 persen (yoy).

Penyaluran kredit/pembiayaan untuk investasi tumbuh 13,99 persen (yoy), konsumsi 3,38 persen (yoy) dan modal kerja 9,68 persen (yoy). Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL/NPF 7,53 persen, dan rasio LDR/FDR 102,79 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper