Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Sumsel Terima 6.000 Vaksin untuk Kerbau

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi mengungkapkan kematian kerbau itu diduga karena penyakit Ngorok Tagere. 
Husnul Iga Puspita
Husnul Iga Puspita - Bisnis.com 26 Mei 2023  |  14:38 WIB
Sumsel Terima 6.000 Vaksin untuk Kerbau
Ilustrasi kerbau - pertanian.go.id

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) telah menerima sebanyak 6.000 vaksin yang akan diberikan pada kerbau yang ada di wilayah tersebut. 

Penerimaan vaksin itu menyusul adanya kasus puluhan kerbau di Kabupaten Musi Rawas Utara, yang mati secara mendadak selama beberapa waktu terakhir. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi mengungkapkan kematian kerbau itu diduga karena penyakit Ngorok Tagere. 

"Kita sudah mengajukan (pengiriman vaksin) pasca banyaknya kerbau yang mati mendadak di Musi Rawas Utara. Dan kita sekarang sudah menerima 6.000 dosis vaksin," kata Ruzuan, Jumat (26/5/2023). 

Vaksin yang telah diterima itu akan segera dikirimkan ke kabupaten dan kota yang ada di Sumsel, utamanya adalah beberapa daerah endemik seperti Kabupaten Musi Rawas Utara dan Empat Lawang. 

Beberapa daerah lain yang menjadi sasaran pendistribusian vaksin diantaranya Banyuasin, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir. 

“Untuk jumlah yang akan digelontorkan itu nanti disesuaikan dengan tingkat urgensi dan juga populasi kerbau di masing-masing daerah,” sambungnya. 

Akan tetapi khusus untuk Kabupaten Musi Rawas Utara, kata Ruzuan, akan dikirimkan sebanyak 1.000 dosis, lantaran populasi kerbau di daerah tersebut cukup besar yaitu berkisar 2.000 ekor. 

“Untuk vaksin sendiri 1 botolnya berisi 200 cc, sementara per satu ekor kerbau akan disuntikkan 2 cc. Sehingga 1 botol vaksin akan diperuntukkan bagi 100 ekor kerbau," jelasnya. 

Lebih lanjut, Ruzuan berharap, masyarakat tetap bisa melakukan antisipasi mandiri agar kerbau yang dimiliki tidak terdampak Ngorok Tagere itu. 

Salah satu langkahnya melalui pola makan kerbau yang baik. “Selama ini kan kerbau dibebas liarkan. Padahal baiknya kerbau itu dikandangkan saja, sehingga pola makan, kesehatan dan kebersihannya bisa dijaga,” tutupnya. (K64)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

sumsel DAGING KERBAU
Editor : Ajijah

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top