Bisnis.com, PADANG - PT Balairung Citrajaya Sumbar menunjukkan kinerja yang cukup baik pada tahun 2022. Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menyampaikan pendapatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Sumbar ini naik 20,9 persen.
Direktur PT Balairung Citrajaya Sumbar Buchari Bachter mengatakan pada hasil RUPS yang digelar beberapa hari yang lalu ada kabar cukup menggembirakan yang dilaporkan.
Dimana untuk pendapatan perusahaan pada 2022 sebesar Rp15,5 miliar lebih yang artinya pendapatan tersebut naik 20,9 persen atau sebesar Rp2,6 miliar lebih dibandingkan 2021.
"Kenaikan pendapatan tersebut merupakan kontribusi dari kenaikan pendapatan paket rapat. Kita berharap tahun 2023 ini juga mampu meningkatkan pendapatan, seiring telah berakhirnya pandemi Covid-19," katanya, Jumat (19/5/2023).
Sementara untuk laba operasional sebesar Rp1 miliar di luar beban penyusutan. Artinya penyusutan aset tetap dan amortisasi sebesar Rp3,4 miliar lebih. Rugi komprehensif sebesar Rp2,3 miliar lebih atau naik 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, perseroan juga telah merealisasikan kontribusi PAD sebesar Rp650 juta kepada seluruh pemegang saham sesuai persentase saham masing-masing berdasarkan keputusan Akta RUPS No. 7 tanggal 22 Mei 2022.
Dia menyebutkan melihat pada 2021 lalu, pendapatan Hotel Balairung sebesar Rp12 miliar dan menyumbangkan Rp650 juta ke kas daerah.
"Jadi memang tidak banyak, karena memang lagi menurun kegiatan-kegiatan yang digelar di Hotel Balairung, mulai dari awal pandemi yakni 2020 dan hingga 2022 pun dampaknya masih dirasakan," ujarnya.
Strategi Meningkatkan Pendapatan
Pria yang akrab disapa Ai ini mengatakan untuk meningkatkan pendapatan perseorangan tahun 2023 ini, akan terus diupayakan untuk meningkatkan hunian, serta mengharapkan warga Sumbar yang datang ke Jakarta menginapnya ke Hotel Balairung.
"Begitupun bila ada melaksanakan pertemuan, rapat, atau sebagainya, juga didorong digelar di Balairung saja," harap dia.
Selain itu, Ai juga menyatakan Balairung juga menginginkan agar hotel bisa direnovasi. Namun untuk mewujudkan itu, perlu adanya kerja sama dalam bentuk investasi. Karena memang ada beberapa hal yang perlu direnovasi pada bangunan Hotel Balairung.
"Nilai investasinya Rp10 hingga Rp15 miliar. Kita mana ada uang sebanyak itu, makanya perlu ada investor. Hal ini juga telah dibicarakan dengan pemegang saham," sebutnya.
Renovasi itu yakni untuk kamari, lobi, ballroom, restoran, dan interior lainnya. Menurutnya jika renovasi itu jalan, ada peluang tamu yang datang ke hotel lebih baik dari sebelumnya.
"Karena tamu yang datang itu tentu ingin kenyamanan. Kalau tidak nyaman, mana mau orang menginap. Inilah yang perlu kita perbaiki kedepannya," kata Ai yang juga Ketua KADIN Sumbar itu.
Dia juga pernah menyampaikan bahwa bicara soal pendapatan Hotel Balairung, dapat dilihat pada tahun 2020 lalu yang menjadi kondisi yang cukup buruk, dan mengakibatkan terjadi pengurangan pendapatan sebesar 50 persen tahun sebelumnya.
Hal itu terjadi karena berdampak adanya pandemi Covid-19. Artinya dari angka itu tingkat menginap di Hotel Balairung di angka sekitar 30 persen. Begitu juga untuk kegiatan di hotel, juga turut berkurang akibat pandemi Covid-19.
"Kendati pendapatan Balairung berkurang menurun 50 persen di tahun 2020 itu, kita tetap bersyukur karena masih bisa bertahan," ucapnya.
Ai menyebutkan melihat tahun 2019 lalu pendapatan Hotel Balairung mencapai Rp16 miliar. Sementara di tahun 2020 turun menjadi Rp8,6 miliar.