Bisnis.com, PANGKALAN KERINCI -- Usaha peternakan kini terus berkembang di tengah tantangan biaya pakan yang cenderung alami peningkatan secara berkala. Guna mengatasi hal itu, sejumlah pelaku usaha mencari pakan alternatif yang bisa dibudidayakan dengan mudah serta biaya modal yang lebih murah.
Upaya ini salah satunya telah dilakukan oleh pendiri Bank Sampah Ibnu Al-Mubarok, Rinwiningsih. Dia memaparkan usaha bidang pakan ternak alternatif ini dimulai sebagai solusi dari mahalnya harga pakan yang diperlukan untuk peternakan ayam di Pondok Pesantren Ibnu Al-Mubarok, Pekanbaru. Karena memang ponpes tersebut adalah sekolah yang juga memberikan peluang pendidikan bagi siswa kurang mampu.
Materi ini disampaikannya pada pelatihan UMKM Naik Kelas 2023, yang bertajuk Menghadirkan Pakan Ternak Alternatif untuk Mencapai Ekosistem Peternakan yang Optimal, di Asian Agri Learning Institute (AALI) Pangkalan Kerinci, Pelalawan Riau.
Dari program bank sampah yang dijalankannya, diketahui adanya peluang budi daya maggot dari lalat black soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam. Namun untuk mulai budi daya maggot ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan, karena maggot atau dikenal juga dengan nama belatung ini bisa menimbulkan rasa geli dan merinding bagi yang baru pertama kali melihatnya.
"Karena manfaatnya yang besar akhirnya budidaya maggot mulai berjalan. Dimulai dari lalat BSF yang hanya hidup 3 hari, kemudian menjadi telur dan masuk fase baby maggot dan maggot. Telur maggot saja saat ini harganya per gram sudah Rp10.000 dan kalau 1 kg harganya Rp1 juta," ungkapnya Kamis (11/5/2023).
Maggot hasil budi daya ini menurutnya lebih murah untuk dijadikan pakan ternak seperti ikan, ayam, bebek, hingga sapi. Harga pakan budi daya maggot disebut lebih murah dibandingkan biaya pakan ternak seperti pelet yang harganya cenderung terus naik.
Untuk pakan maggot ini, juga mendukung pemanfaatan sampah rumah tangga yaitu sisa buah-buahan, sayuran, sampah dapur, ampas tahu, dan limbah organik lainnya.
Tidak hanya maggot, Rinwiningsih juga mengenalkan budi daya azolla atau tanaman paku air. Azolla punya kandungan protein tinggi hingga 23 sampai 30 persen. Tanaman ini memiliki kandungan lignin yang rendah sehingga mudah dicerna oleh ternak. Oleh karena itu tumbuhan Azolla cocok untuk dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak khususnya bebek, ayam, kambing, sapi dan kelinci.
Modal budi daya azolla juga tidak terlalu mahal yaitu hanya bermodal dari kolam ikan yang sudah ada, kemudian ditambahkan tanah dan bibit azolla, setelah bibit ditebar tinggal menunggu masa panen singkat hanya selama 15 hari saja.
"Adanya informasi maggot dan azolla ini sebagai pendorong, agar petani dan pelaku UMKM mau praktik langsung dan melihat bagaimana hasilnya terhadap keperluan bahan pakan yang selama ini menjadi ketergantungan dan membebani peternak," pungkasnya.