Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Sumber Energi dan Pangan yang Cukup, BI: Tak Perlu Khawatir soal Ancaman Resesi

Negara yang bisa bertahan dalam kondisi ketidakstabilan ekonomi merupakan negara yang memiliki sumber energi dan pangan yang cukup.
Ilustrasi resesi ekonomi global 2023/Freepik
Ilustrasi resesi ekonomi global 2023/Freepik

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia menyatakan kendati sebagian besar negara saat ini tengah dilanda resesi dan bahkan inflasi sudah ada di angka 100 persen, kondisi itu tidak perlu dikhawatirkan bagi Indonesia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan negara yang bisa bertahan dalam kondisi ketidakstabilan ekonomi merupakan negara yang memiliki sumber energi dan pangan yang cukup.

"Kalau bicara energi dan pangan, Indonesia punya. Seperti halnya di Sumbar sendiri. Pangannya banyak. Sebenarnya tinggal duduk diam saja, inflasi bakalan tidak terjadi," katanya, Kamis (26/1/2023).

Maksud Wahyu duduk diam itu, bagaimana Pemprov Sumbar sendiri bisa mendorong antar pemerintah kabupaten dan kota saling bekerja sama mengisi kebutuhan pangan. Dengan demikian, di ketersediaan pangan Sumbar bakal merata cukup.

Misalnya hasil panen di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar bisa mengisi kebutuhan beras untuk di daerah lainnya di Sumbar, seperti untuk Kabupaten Dharmasraya, Mentawai, Bukittinggi, dan lainnya.

Begitupun untuk sayur-sayuran, dari Kabupaten Solok, Agam, dan Kota Padang Panjang bisa mengisi kebutuhan di daerah lainnya seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Payakumbuh, Sawahlunto, dan daerah lainnya.

"Jadi antar kabupaten dan kota itu saling mengisi kebutuhan pangannya. Dengan demikian, 19 kabupaten dan kota di Sumbar tidak ada yang kekurangan pangan. Artinya bahan pokok di pasar bakal terkendali, tidak ada yang langka, dan tidak ada yang naik harganya," jelas Wahyu.

Namun yang terlihat sampai saat ini, kerja sama di dalam daerah di Sumbar sendiri belum terjalin satu sama lain, dan yang terlihat malah mengirim ke provinsi tetangga. Padahal kebutuhan dalam daerah sendiri masih ada yang kurang.

"Sumbar ini bicara pertanian, besar potensinya. Meski tidak semua daerah yang bisa memproduksi padi yang banyak, dan tidak semua daerah pula yang punya perkebunan sayur yang luas. Tapi jika bekerja sama, maka akan saling mengisi kekurangan dan kebutuhan," ungkapnya.

Wahyu melihat bila kerja sama antara di dalam daerah di Sumbar terbentuk, maka dapat dipastikan inflasi Sumbar bisa menjadi terendah di Indonesia.

Berbeda dengan negara lainnya, sumber energi dan pangan masih bergantung ke negara lainnya, sehingga membuat inflasi sulit untuk dikendalikan.

"Kita patut bersyukur di Sumbar ini, daerahnya kaya pangan. Jadi asalkan Pemprov dan Pemkab Pemko bisa saling berkoordinasi dengan baik, soal inflasi bisa diatasi," tegasnya.

Menurut Wahyu ada cara juga bila inflasi Sumbar bisa terjadi di luar dugaan. Maka kunci untuk mengendalikannya adalah fokus ke Kota Padang yang menjadi kota terbesar di Sumbar.

"80 persen inflasi di Sumbar itu ada di Kota Padang. Jadi kuncinya Kota Padang lah yang harus jadi perhatian khusus. Kalau Bukittinggi itu persentasenya 20 persen. Bila inflasi tinggi di Bukittinggi, sebenarnya tidak berpengaruh besar bagi Sumbar," sebut Wahyu.

Untuk itu, cara yang terpenting dilakukan koordinasi antar daerah, dan mengutamakan kebutuhan dan ketersediaan di dalam daerah. Bila dinilai sudah cukup, barulah bicara menjual ke luar provinsi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper