Bisnis.com, AGAM — Masyarakat di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, dibina untuk mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.
Terlebih di kawasan Danau Maninjau itu terdapat 10 hektare eceng gondok menutupi permukaan air di danau tersebut. Populasi eceng gondok itu dinilai mengkhawatirkan menimbulkan dampak negatif bagi danau.
"Sebenarnya masyarakat di sekitar Danau Maninjau itu sudah ada yang lebih dulu memulai mengolah eceng gondok jadi kerajinan. Jadi secara tidak langsung, dengan adanya kerajinan itu telah turut mengurangi populasi eceng gondok di Danau Maninjau," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah, Senin (14/11/2022).
Dia menyebutkan pengolahan eceng gondok itu, dapat dikatakan sebuah terobosan guna pengendalian eceng gondok. Pembinaan terhadap pengrajin eceng gondok tersebut merupakan kolaborasi Pemprov Sumbar dengan Pemkab Agam dan PT PLN (Persero).
Kerajinan yang dibuat itu berupa tas, dompet, peci, tempat tisu, dan produk lainnya. Karya kerajinan tersebut semuanya terbuat dari eceng gondok. "Dari karya yang sudah dihasilkan, semuanya bagus- bagus. Sekarang juga banyak yang pesan," ujarnya.
Ica begitu panggilan akrabnya, menyampaikan, sejauh ini pasar dari kerajinan itu masih bersifat lokal, karena memang di Sumbar sendiri kerajinan yang terbuat dari eceng gondok merupakan sebuah hal yang baru.
Baca Juga
“Sekarang kita carikan pasar. Mereka tidak mau membuat jika tidak ada pasar," sebutnya.
Namun bila melihat pada daerah di Jawa, ternyata telah lebih dulu memproduksi kerajinan eceng gondok tersebut. Bahkan produknya sudah di ekspor ke Jepang.
Sebaran eceng gondok ini, kata Ica, mencapai 10 hektare yang tersebar pada 8 dari 9 nagari di Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
Diakuinya bila populasi eceng gondok tidak dikendalikan, maka pencemaran di Danau Maninjau makin parah. "Eceng gondok bisa memperlambat recovery danau yang seharusnya memulihkan diri sendiri, akibat cahaya matahari terhalang oleh hamparan tumbuhan itu," jelasnya.
Untuk itu, dengan adanya pelatihan dan pembinaan terhadap masyarakat terkait kerajinan eceng gondok itu, dapat mengurangi persoalan Danau Maninjau yang disesaki eceng gondok.
"Selama ini pemerintah sudah intensif melakukan gotong royong membersihkan danau dari eceng gondok," ungkapnya.
Ica menjelaskan saat ini kelompok perajin eceng gondok dikenal dengan Salingka Danau Maninjau (Sadama), dimana pengrajinnya terdiri dari kaum ibu-ibu.
Menurutnya, langkah itu akan lebih efektif dalam mengendalikan eceng gondok. Jika hanya dibuang dengan membongkarnya, akan banyak waktu dan biaya.