Bisnis.com, PEKANBARU -- PT Hutama Karya (Persero) telah resmi mengoperasikan jalan tol Trans Sumatra (JTTS) ruas Pekanbaru-Bangkinang. Selanjutnya perseroan kini fokus menuntaskan pembangunan ruas Bangkinang-Pangkalan tahap I.
Project Director Tol Bangkinang PT Hutama Karya Bambang Hendarto menjelaskan progres JTTS Ruas Pekanbaru-Padang pada Seksi Bangkinang-Pangkalan saat ini sudah mencapai 65 persen.
"Progres kontruksi jalan tol Pekanbaru-Bangkinang 65 persen seiring progres pembebasan lahan, yang progresnya pembebasan lahan baru 60 persen," katanya, Kamis (27/10/2022).
Bambang menyebutkan, sejauh ini untuk pembangunan jalan tol Bangkinang-Pangkalan mengalami kendala masalah cuaca yang hampir setiap hari hujan.
Dia mengakui masalah teknis tidak ada, tapi kendala yang dijumpai yaitu karena kondisi alam yang sering hujan. Tapi pihaknya menyatakan progres pembangunan masih sesuai jadwal atau on schedule.
Perseroan menargetkan pada 2023 mendatang pembangunan jalan tol Bangkinang-Pangkalan sudah selesai, sehingga di 2024 sudah bisa fungsionalkan. Kemudian untuk pembangunan jalan tol Bangkinang-Pangkalan ini tidak terdapat terowongan meski ruas tol banyak melewati perbukitan.
"Tol Bangkinang-Pangkalan belum ada terowongan. Tapi kami membangun tiga jembatan yang tingginya sekitar 20-30 meter. Jembatan itu yang menghubungkan bukit meski di bawah tidak ada sungai," ujarnya.
Adapun tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 31 kilometer resmi dibuka untuk umum, Kamis (27/10/2022). Operasional perdana tol Pekanbaru - Bangkinang dibuka langsung oleh Gubernur Riau Syamsuar didampingi Pj Bupati Kampar Kamsol dan Forkompida.
Pj Bupati Kampar Kamsol menyebutkan meski sudah dioperasikan, namun rest area tol ini belum dibuka. Sebab panjang jalan tol Pekanbaru-Bangkinang ini hanya 31 kilometer.
Kamsol berkeinginan memanfaatan rest area bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan pariwisata. Ini solusi bagi pelaku usaha di Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang.
Dia mengakui, volume kendaraan yang melintasi jalan konvensional akan menurun setelah tol beroperasi. Dampaknya akan dirasakan UKM di sepanjang ruas Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat tersebut.
"Inilah yang menjadi perhatian kami. Walaupun kendaraan tidak lewat sana lagi di jalan konvensional, aktivitas ekonomi diharapkan tetap hidup," katanya.
Kamsol berharap, rest area nantinya bukan hanya mengakomodir usaha kuliner. Tetapi menjadi sarana promosi pariwisata di Kampar.
"Selain ada kuliner khas Kampar, ada juga semacam informasi tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi," katanya.