Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Konveksi Baceno Padang Berhasil Bangkit dari Kebangkrutan

Kondisi selama pandeni Covid-19 melanda tepat usahanya itu begitu sepi dari pengunjung. Mesin jahit pun, terlihat berdebu.
Tempat usaha konveksi Baceno di Kota Padang, Sumatra Barat./Istimewa
Tempat usaha konveksi Baceno di Kota Padang, Sumatra Barat./Istimewa

Bisnis.com, PADANG - Perjalanan konveksi Baceno di Kota Padang, Sumatra Barat, yang berhasil selamat dari situasi anjloknya penjualan selama Covid-19 menerbitkan optimisme. Siapa yang berusaha selalu menemukan hasil.

Anasrizal, pemilik usaha konveksi Baceno, menceritakan, kondisi selama pandeni Covid-19 melanda tepat usahanya itu begitu sepi dari pengunjung. Mesin jahit pun, terlihat berdebu.

"Sebelumnya, mesin jahit ini beroperasi semua, jalan terus. Tapi selama pandemi Covid-19, semuanya terpaksa terhenti, karena tidak adanya permintaan," katanya, Rabu (12/10/2022).

Pada masa itu, konveksi Baceno dapat dikatakan di ujung kebangkrutan. Tidak ada omzet, sehingga para pekerja terpaksa dirumahkan. Kendati tidak beroperasi secara baik, pria yang akrab disapa Anas ini, masih bisa mempertahankan tempat usahanya. 

"Saya beruntung masih bisa mempertahankan usaha ini. Karena memang membangun usaha ini tidak mudah. Saya dirikan sejak 1988 lalu," tegasnya.

Seiring waktu berlalu, dari kesabaran Anas, dan melihat situasi pandemi yang ternyata mulai melandai, dan aktivitas mulai dilonggarkan, perlahan-lahan dia memberanikan menarik kembali pekerja yang dirumahkan itu.

"Awalnya saya mempekerjakan tiga orang tukang jahit. Perlahan-lahan pesanan masuk, dan kini situasi dapat dikatakan telah membaik dan berhasil keluar dari status bangkrut," ungkapnya.

Dikatakannya di samping menjaga eksistensi usaha konveksinya, pria asal Sungai Limau, Padang Pariaman, Sumbar ini, juga fokus mengelola usaha kuliner sarapan pagi dan rumah makan yang lokasinya berada di samping usaha konveksi miliknya.

Usaha kuliner itu pun telah dirintis sejak 2015. Dan usaha kuliner tersebut, merupakan buah dari hasil kerja kerasnya mengembangkan usaha konveksi tas.

Menurutnya, jika tidak ada usaha kuliner ini, bisa dipastikan usaha konveksi tasnya sudah bangkrut. Sebab, sebagian besar pelanggan konveksinya adalah instansi pemerintahan dan swasta yang mengadakan seminar.

"Selama pandemi, tidak ada instansi yang mengadakan seminar. Makanya, sangat terasa sekali dampaknya. Untung saja ada usaha kuliner ini, jadi hasil usaha kuliner ini bisa untuk kebutuhan sekeluarga," sebutnya.

Diakuinya kini usahanya itu terus mengembangkan usahanya, karena permintaan dari bulan ke bulan terus meningkat.

Namun untuk mengembangkan usaha tersebut, tentunya Anas butuh modal yang cukup besar. Anas sempat mencoba mengajukan pinjaman ke berbagai bank. Karena proses pinjaman yang cukup rumit, keinginan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha pun sulit didapat.

Anas kemudian mendapat informasi adanya pinjaman modal usaha dari CSR PT Semen Padang. Bahkan hingga sekarang, sudah lima kali Anas mendapatkan pinjaman modal usaha dari CSR Semen Padang.

Dia menjelaskan pesanan pembuatan tas yang masuk kebanyakan untuk seminar dari berbagai instansi pun mulai meningkat. Kini untuk pendapatan bersih dari usaha konveksi ini, rata-rata Rp10 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper