Bisnis.com, PADANG - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatra Barat melakukan upaya antisipasi lonjakan harga beras dengan mendistribusikan 30-40 ton beras setiap harinya.
Kepala Bulog Wilayah Sumbar Tommy Despalingga mengatakan saat ini stok beras yang ada di gudang mencapai 4.000 ton. Bahkan Bulog Sumbar juga telah mengajukan penambahan stok beras sebanyak 500.000 ton, dan beras itu akan datang dari Lampung.
"Stok beras cadangan pemerintah yang ada itu cukup untuk memenuhi kebutuhan beras di Sumbar hingga Desember 2022," katanya, Selasa (11/10/2022).
Tommy menyatakan kendati Bulog Sumbar punya stok beras yang cukup, dan harga jual beras di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), minat masyarakat di Sumbar terhadap beras di Bulog masih terbilang rendah.
Hal ini dikarenakan selera masyarakat Sumbar soal beras, masih cenderung dengan beras lokal, seperti Anak Daro, Cisokan, IR42, dan beras lokal lainnya baik premium maupun medium.
"Kalau beras yang kita jual merupakan beras medium yang datang luar daerah dan bukan dari Sumbar. Selain beras cadangan pemerintah juga punya beras komersil yang kita jual, dan harganya sesuai harga pasar premium lokal," tegasnya.
Menurutnya kehadiran Bulog untuk mengantisipasi lonjakan harga beras di Sumbar hanya memberikan pilihan kepada masyarakat.
"Jadi masyarakat tinggal pilih, kalau mau sesuai selera, berasnya beras lokal. Tapi kalau mau cari beras yang murah dan di bawah HET, Bulog punya," sebutnya.
Tommy menyampaikan dalam melakukan antisipasi kenaikan harga beras itu, Bulog mendistribusikan beras medium sebanyak 30-40 ton per hari ke seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.
Beras itu didistribusikan ke distributor, toko beras, hingga menggelar Operasi Pasar ke sejumlah titik di berbagai daerah di Sumbar.
"Jadi dengan distribusikannya beras Bulog ke toko beras, atau distributor itu, serta melalui OP, ketersediaan beras di pasar tidak akan pernah langka. Sehingga masyarakat tidak panik soal ketersedian beras di pasar," tegas Tommy.
Dikatakannya dari Januari 2022 hingga saat ini Bulog Sumbar telah mendistribusikan beras sebanyak 350.000 ton yang diperuntukan pelaksanaan OP.
Kendati beras menjadi salah satu penyumbang inflasi di Sumbar, Bulog sadar betul memiliki peran untuk menstabilkan harga di pasar. Namun selera masyarakat Sumbar sulit pindah ke beras medium yang disediakan Bulog.
"Sekarang terpulang kepada masyarakat, seleranya mau kemana. Cari sesuai selera berarti beras premium, tapi kalau mencari harga kita punya berasnya medium. Kalau beras lokal memang lagi naik sekarang," katanya lagi.
Sementara itu data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar untuk harga beras lokal di Sumbar, baik yang premium maupun yang medium mengalami kenaikan.
Untuk harga premium yakni beras Cisokan Rp15.500 per kilogram, beras IR42 Rp15.000 per kilogram, beras Kuriak Rp16.000 per kilogram, serta beberapa jenis beras lainnya. Harga-harga itu jauh di atas HET yang diatur dalam Permendag 57/2017 harga beras premium HET nya Rp13.300 per kilogram.
Sedangkan untuk harga medium lokal, Sokan Padang Panjang Rp13.000 per kilogram, Panda Rp13.500 per kilogram, dan beras Arai Rp13.500 per kilogram serta beras medium lokal lainnya yang harganya juga di atas HET. Untuk HET beras medium yakni Rp9.950 per kilogram.