Bisnis.com, PEKANBARU -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saat ini komposisi investor pasar modal dari Provinsi Riau jika dilihat berdasarkan usianya, didominasi generasi muda milenial dan gen Z.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan dari data perseroan, jumlah investor di Riau pada 2020 berada di posisi 32.000, kemudian naik signifikan ke angka 64.000 di tahun lalu.
"Untuk tahun ini sampai Juli 2022 jumlah investor Riau mencapai 73.000, dan data kami mencatat hampir 85 persen adalah generasi muda 18-40 tahun," ujarnya di Pekanbaru, Senin (19/9/2022).
Dia merincikan dari segi usia, investor usia 18-25 tahun mencapai 42 persen, lalu investor usia 25-30 tahun sekitar 23 persen, selanjutnya untuk investor usia 31-40 tahun sebesar 20 persen dan sisanya usia 41-100 tahun sebesar 15 persen.
Dengan tingginya minat masyarakat untuk melakukan investasi di pasar modal, kini telah berhasil menggeser posisi investor asing, dimana 70 persen investor di pasar modal saat ini adalah investor dalam negeri.
Meski jumlah investor terus bertambah, pihaknya tetap mewajibkan kepada investor untuk mengerti sebelum benar-benar melakukan transaksi di pasar modal. Pihaknya juga mengingatkan investor baru untuk jangan pernah percaya dengan rekomendasi yang bukan ahlinya.
“Ibarat seperti mencari pacar, harus cari informasi sebanyak-banyaknya. Apalagi ini sebelum menanamkan investasi tentu harus lebih teliti lagi," ujarnya.
Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI Kautsar Primadi Nurahmad menjelaskan pihaknya memperkenalkan penerapan ESG dalam pasar modal sebagai upaya mendukung keberlangsungan lingkungan dalam isu pemanasan global sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan, serta bagaimana perusahaan juga turut serta dalam mengatasi persoalan kemiskinan, kelaparan sebagai bentuk tanggung jawab sosial, sehingga menciptakan tata kelola perusahaan yang bersih (government).
“Kita harus menaruh perhatian lebih kepada lingkungan agar anak cucu kedepan mendapat kualitas hidup yang sama seperti sekarang. Keberlanjutan, bermakna apa yang kita rasakan saat ini tidak habis dan bisa dinikmati oleh generasi ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, setiap perusahaan yang sudah tercatat di pasar bursa secara tidak langsung pasti akan dihadapkan pada faktor non finansial dan faktor finansial. ESG bisa menjadi mitigasi risiko bagi investor sebagai salah satu indikator sebelum mereka benar-benar menginvestasikan dan mereka.
“Hal ini tentulah menjadi nilai tambah bagi perusahaan, mengingat calon investor sangat memperhatikan faktor ESG. Dengan ESG mereka akan melakukan koreksi, bahkan menjadi penentu pilihan terhadap perusahaan mana yang masuk dalam portofolio mereka. Jadi jika perusahaan lebih perhatian terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik tentu akan mendapat koreksi positif dari calon investor."