Bisnis.com, MEDAN - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan kembali menerima rujukan bayi kembar siam.
Dua bayi berjenis kelamin perempuan ini berasal dari pasangan SS dan J, warga Dusun IV Urung Pane, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
Sama seperti penanganan beberapa bayi kembar siam sebelumnya, tim dokter RSUP Haji Adam Malik terlebih dulu menganalisa kondisi bayi sebelum melangkah lebih jauh.
Terdapat berbagai pertimbangan yang mesti dikaji sebelum memutuskan apakah bayi tersebut layak melalui operasi pemisahan organ tubuh atau sebaliknya.
Menurut Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP Adam Malik dr Rizky Adriansyah, kondisi bayi kembar siam kali ini jauh berbeda dari kasus serupa sebelumnya.
Bayi itu lahir dengan tiga kaki. Satu di antaranya berukuran lebih besar. Selain itu, bagian perut kedua bayi menyatu atau menempel.
Rizky mengungkap dilema yang melanda dalam proses penanganan. Jika nantinya akan melalui operasi pemisahan organ tubuh, satu di antara bayi kembar itu dipastikan mengalami cacat.
Walau demikian, Rizky tak ingin berkomentar lebih jauh sebelum adanya keputusan tim medis terkait penanganan yang akan dilakukan.
Yang jelas, kata dia, tim yang menangani bayi kembar siam ini terdiri atas sejumlah dokter dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu atau kepakaran.
Tiap mereka akan dimintai pendapat mengenai kondisi sang bayi. Setelah itu, barulah tim akan memutuskan langkah penanganan selanjutnya. Selain sisi medis, dokter juga akan mempertimbangkan aspek etika.
"Ini kami minta pandangannya. Setelah itu nanti mungkin ada pandangan dari aspek etika juga. Dari aspek etik itu, apakah etis memisahkan bayi dalam kondisi yang satu sudah pasti cacat," kata Rizky, Kamis (9/6/2022).
Jika seandainya operasi pemisahan dilakukan, lanjut Rizky, tentu bakal ada satu di antara dua bayi kembar siam itu yang akan mengalami cacat. Terutama di bagian kaki.
"Kita berpikir seandainya bisa dipisah, apakah etis memisah bayi dengan kondisi salah satunya tetap cacat? Salah satu sudah pasti cacat, tapi cacat keduanya mungkin saja. Kenapa? Karena tidak mungkin dua-duanya dapat kaki (lengkap)," kata Rizky.
Menurut Rizky, dunia kedokteran menganut berbagai aspek pertimbangan dalam menangani suatu kasus. Bukan hanya sisi medis dan etika, namun juga sisi agama.
Tujuannya demi mempertimbangkan nasib pasien di masa depan. Dengan kata lain, langkah yang ditempuh harus dilandasi pertimbangan yang matang.
"Dalam memisahkan bayi seperti itu, dalam aspek etika kedokteran, juga harus jadi pertimbangan. Termasuk juga aspek agama. Apakah ke depan akan jadi lebih baik mereka hidup dalam kondisi bersama, ataukah tidak. Tadi tidak hanya pertimbangan medis di sini," ujarnya.
Seperti diketahui, bayi kembar siam lahir di Rumah Sakit Bunda Mulia Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara pada Selasa (7/6/2022) lalu. Saat ini, kedua bayi berjenis kelamin perempuan itu telah dirujuk ke RSUP Adam Malik, Kota Medan.
Bayi kembar siam ini lahir dari pasangan SS dan J, warga Dusun IV Urung Pane, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan. Bayi ini merupakan anak kelima mereka yang dilahirkan melalui operasi caesar.
Menurut Rizky, sejauh ini kondisi bayi stabil. Mereka ditempatkan dalam alat penghangat tubuh atau inkubator. Bobotnya tercatat 5.060 gram.
"Alhamdulillah bayinya saat ini dalam kondisi stabil, tidak sesak, memang kami berikan oksigen minimal saja dan dirawat di infarwarmer atau inkubator, itu supaya dia hangat dan tidak terjadi kedinginan atau hipotermia. Itu yang paling dikhawatirkan setiap bayi-bayi yang dirawat," kata Rizky.
Rizky mengatakan, saat ini pihaknya masih memantau kondisi dan memberi penanganan awal untuk menjaga kondisi bayi. Setelah dianggap stabil, maka tim kedokteran akan lanjut melakukan pemeriksaan. Antara lain dengan CT Scan dan USG.
"Itu kami lakukan setelah dipastikan bayi dalam keadaan stabil, misalnya tidak dalam kondisi sesak nafas," katanya.
Setelah pemeriksaan awal, penanganan lebih lanjut akan dilakukan dalam 2-3 hari atau paling lama sepekan. Tim medis akan memutuskan apakah tubuh bayi kembar itu dipisahkan atau tidak.
"Nanti tim akan memutuskan apakah bayi ini layak dipisah atau tidak layak dipisah. Berdasarkan apa? Yaitu berdasarkan pertimbangan kepakaran dari masing-masing disiplin ilmu kedokteran," ujarnya.
Bayi kembar siam asal Kabupaten Asahan ini, menurut Rizky, memiliki keistimewaan tersendiri. Beda dengan beberapa bayi kembar siam yang pernah ditangani RSUP Adam Malik, kali ini terdapat bagian tubuh berupa kaki yang menyatu.
Sekilas, bayi itu terlihat hanya memiliki tiga kaki. Satu di antaranya berukuran lebih besar. Selain itu, bagian perut kedua bayi tesebut juga menyatu.
"Memang dempet di bagian perut, namun dia hanya memiliki dua kaki yang normal, satu kaki itu dia sepertinya dempet, gabung. Jadi terlihat seperti satu kaki yang besar. Kemudian untuk organ-organ dalam belum kami periksa secara lengkap," katanya.
Lebih lanjut, Rizky meminta semua pihak untuk bersabar. Terutama bagi orang tua sang bayi.
"Jadi ini tentunya butuh kesabaran dulu dadi semua pihak, terutama orang tua. Ini belum bisa kami nyatakan bayi ini layak dipisah atau tidak," kata dia.