Bisnis.com, BATAM -Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Badan Pengusahaan (BP) Batam akan mengubah bisnis proses bongkar muat Kontainer di Pelabuhan Batuampar Batam. Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar, mengatakan proses bisnis ini akan memberi ruang pada peningkatan layanan di pelabuhan Batuampar dengan keterlibatan BP Batam di dalamnya.
“Ini perubahan yang akan jadi lebih baik, karena kita akan menyesuaikan dengan standar global. Ini juga untuk memberi keyakinan pada dunia internasional, pelayanan kita sesuai dengan standar internasional pula,” kata Dendi.
Saat ini, truk pembawa barang bebas masuk langsung sampai ke kawasan dermaga Pelabuhan Batuampar. Padahal, di terminal kontainer dunia, seluruh pengguna jasa hanya bisa mengantar atau menjemput barang sampai container yard. Kondisi ini karena dukungan fasilitas dan system di Pelabuhan Batuampar belum cukup untuk bisa menerapkan sesuai standar internasional.
Pada prosesnya, BP Batam tengah melengkapi fasilitas pelabuhan Batuampar. Dua hektar lahan container yard yang telah rampung dibangun pada 2021 lalu, akan ditambah lagi seluas 1,8 hektar dan diperkirakan selesai pengerjaannya pada pertengahan tahun 2022 ini. BP juga tengah mempersiapkan container crane dengan kinerja mumpuni yang jauh melebihi fasilitas yang ada sekarang.
Saat ini container crane di Pelabuhan Batuampar hanya mampu mengangkat 4 sampai 8 kontainer dalam satu jam. Dengan container crane yang akan didatangkan pada akhir tahun 2022 mendatang, akan bisa mengangkat sampai di atas 24 kontainer per jam.
Foto: dok. BP Batam
“Ini membuat kapal semakin efisien. Kita membeli satu crane yang proses manufacturing, insyaallah akhir tahun sudah bisa digunakan. Kita rencanakan untuk menambah container crane lagi,” kata Dendi lagi.
BP Batam melalui BUP juga melakukan pendalaman alur di Pelabuhan Batuampar. Kedalaman yang saat ini antara minus tiga (-3) sampai -13 meter, akan disesuaikan menjadi rata-rata -12 di sebagian besar kawasan pelabuhan.
Saat ini kedalaman -13 meter hanya ada di dermaga selatan Pelabuhan Batuampar itu hanya ada di dermaga selatan. Lokasi ini menjadi titik ramai karena kapal-kapal yang akan beraktivitas melakukan kegiatan bongkar muat, sementara Kawasan lain tidak ada aktivitas karena dangkal.
Dengan perbaikan fasilitas untuk mendukung perubahan bisnis proses yang ada di Pelabuhan Batuampar, BP Batam yang selama ini hanya mendapatkan Rp30 miliar dari aktivitas bongkar muat, akan bertambah karena BP Batam akan terlibat dalam pergerakan barang dari container yard ke kapal dan sebaliknya.
Lebih jauh, Dendi menjelaskan bahwa BP Batam telah melakukan berbagai upaya agar Pelabuhan Batuampar bisa bersaing dengan layanan prima, termasuk mengontrol tarif yang berpihak pada baiknya ekosistem dunia kepelabuhanan di Batam sebagai penopang kegiatan ekspor di Kepri.
Untuk diketahui, Bp Batam sudah beberapa kali mengelurkan Peraturan Kepala BP Batam (Perka) untuk penurunan cost logistic, merevisi penurunan cost logistic sampai dua kali pada tahun 2020 lalu.
“Penumpukan container itu diturunkan harganya, kita juga menolkan biaya tambat, tarif yacht untuk pariwisata kita turunkan, biaya labuh juga kita turunkan dari Rp1.450 per GT (Gross Tonnage) jadi Rp45 per GT per hari. Itu kewajiban BP Batam pada kontrol biaya logistik. Pelayanan juga begitu, sudah bergeser dengan system online,” kata Dendi.
Secara keseluruhan, Pada 2021 lalu BP Batam merampungkan 38 proyek infrastruktur senilai Rp428 miliar. Adapun, untuk proyek pendanaan dengan sistem tahun jamak (multiyears), terdapat 18 proyek dengan nilai Rp431 miliar.
Pembangunan infrastruktur yang telah diselesaikan oleh BP Batam tahun lalu meliputi perbaikan dermaga selatan Pelabuhan Batuampar dan pengerasan lapangan penumpukan peti kemas (container yard) dermaga utara dengan luasan 2 hektare, serta revitalisasi dan pembuatan rak pipa terpadu terminal curah cair Kabil.
Ada pula penyelesaian pembangunan jalan raya, seperti jalur kedua Jalan Hang Kesturi, Jalan Arteri Gajah Mada, Jalan Kolektor CPO Kabil, Jalan Kolektor Bundaran Madani ke Bengkong Sadai, Jalan dan Lengan Simpang Batu Ampar Tahap satu, Jalan Kolektor dan Jembatan Kawasan Industri, Jalan Kawasan Industri Tanjung Uncang ke Mc Connel Dowell, dan Jalan Industri Tanjung Uncang.
BP Batam juga menyelesaikan pengembangan fasilitas wisata di Batam dengan penataan kawasan Taman Kolam Sekupang tahap kedua dan pembangunan jalur sepeda di Jalan RE Martadinata tahap 2.
Pembangunan lain di Kota Batam yang masih berlangsung, di antaranya pembangunan di bidang kawasan ekonomi kesehatan, bandar udara, serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Batam pun sedang dikembangkan menjadi hub logistik nasional sehingga daerah lain di Kepri dapat ikut memanfaatkannya. (*)