Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia mencatat ekonomi Provinsi Sumatra Barat masih mampu tumbuh di tahun 2021 kendati dalam kondisi pandemi Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan melihat pada triwulan IV 2021, ekonomi Sumbar tumbuh positif melanjutkan tren pemulihan ekonomi.
"Perekonomian Sumbar pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 4,38% (yoy) meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang tumbuh 3,31% (yoy)," katanya, Rabu (30/3/2022).
Dia menyebutkan peningkatan ini terutama didorong oleh pelonggaran level PPKM oleh pemerintah pusat pada beberapa kota di Sumbar sejalan dengan kasus Covid-19 yang menurun dan realisasi vaksinasi Covid-19 yang meningkat pada triwulan IV 2021.
Selain itu aktivitas masyarakat pada saat HBKN Nataru yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu turut mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar.
Wahyu menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2021 terutama didorong oleh peningkatan LU yang berkaitan dengan sektor pariwisata yaitu, LU perdagangan serta LU transportasi dan pergudangan.
Dikatakannya kedua LU tersebut tumbuh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran level PPKM yang dilakukan selama triwulan IV 2021.
"Adanya momen HBKN Nataru juga turut mendorong permintaan dan mobilitas masyarakat sehingga pariwisata domestik turut meningkat, tercermin dari kegiatan usaha hotel dan restoran yang meningkat.
Menurutnya secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumbar tumbuh positif pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Sumbar pada tahun 2021 tumbuh sebesar 3,29% (yoy), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang kontraksi -1,62% (yoy).
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh aktivitas ekonomi yang lebih baik seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas sejalan dengan kasus Covid-19 yang lebih terkendali di tahun 2021.
"Jadi di tahun 2022, perekonomian Sumbar diperkirakan tumbuh meningkat 4,2% - 5,0% (yoy) dipengaruhi oleh mobilitas dan aktivitas ekonomi yang membaik," ungkapnya.
Proyeksi tersebut didasari oleh beberapa faktor seperti vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan mendorong normalisasi aktivitas ekonomi, harga komoditas unggulan CPO dan karet yang masih tinggi di tahun 2022 dan membaiknya sektor pariwisata seiring dengan mobilitas yang meningkat.
Namun demikian beberapa risiko penahan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang perlu kita antisipasi seperti risiko adanya beberapa varian baru Covid-19, sehingga menahan proses pemulihan ekonomi serta konflik Ukraina-Rusia memburuk yang memberikan tekanan kepada perekonomian global, termasuk inflasi yang lebih tinggi.
"Jika kita amati bersama, perekonomian Sumbar cenderung tumbuh melambat setiap tahunnya seiring kinerja lapangan usaha utama daerah yang dalam tren menurun. Pangsa LU pertanian dan industri pengolahan dalam tren menurun, diikuti laju pertumbuhan yang lambat," jelas dia.
Dia menyebutkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Sumbar perlu mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru sebagai lokomotif perekonomian ke depan, di samping terus memperkuat dan mengoptimalkan kinerja pertanian dan industri pengolahan yang telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Sumbar.
Harapan Pada Sektor Pariwisata
Wahyu mengatakan pariwisata dapat menjadi lokomotif baru perekonomian Sumbar karena memiliki multiplier effect yang luas dan keseluruhan.
Kedatangan wisatawan memiliki dampak yang luar biasa dalam menggerakkan begitu banyak kegiatan sektor lain, seperti perhotelan dan restoran, transportasi, produk kerajinan dan industri olahan makan/minum, dan jasa-jasa.
Menurutnya pariwisata Sumbar terbukti sangat potensial untuk menjadi lokomotif baru perekonomian daerah ke depan.
"Dapat kita ketahui bersama bahwa Sumbar telah diakui oleh dunia maupun nasional melalui beberapa penghargaannya seperti anugerah desa wisata, 3 geopark yang telah diakui Nasional, rendang sebagai makanan terlezat, dan lain sebagainya," sebut dia.
Selain itu, Sumbar menjadi salah satu tujuan wisata favorit baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
"Berdasarkan penelitian kami bersama TDC Universitas Andalas, kekuatan utama pariwisata Sumbar adalah keindahan alam, keberagaman budaya, serta kuliner yang lezat," katanya.
Untuk itu, kata Wahyu, Sumbar perlu berani dan bangga untuk mengokohkan diri sebagai provinsi kuliner di Indonesia.
Melalui kelezatan kuliner yang telah diakui dunia, brand Sumbar sebagai provinsi kuliner akan mendorong kunjungan masyarakat ke Sumbar.
Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang perlu dioptimalkan untuk dapat mendorong kunjungan wisata masyarakat ke Sumbar, seperti belum terintegrasinya wisata alam, budaya, dan kuliner, moda transportasi menuju destinasi wisata masih terbatas, dan minimnya beberapa fasilitas publik terutama sanitasi dan lahan parkir.
Berbicara mengenai strategi pengembangan pariwisata, maka perlu untuk mengamati dan mengambil pelajaran dari beberapa daerah yang sukses membangun ekosistem pariwisata, salah satunya Kabupaten Banyuwangi.
"Jika kita perhatikan, Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang sukses mentransformasi daerahnya menjadi daerah pariwisata," ujarnya.
Hal tersebut tidak lepas dari komitmen pimpinan daerah dan sinergi serta kolaborasi dari semua pihak untuk mendorong sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Untuk itu, keberhasilan di Banyuwangi juga bisa menjadi pemicu bagi pariwisata di Pemprov Sumbar untuk bisa maju pula.
"Jadi salah satu strategi quick win yang telah Pemerintah Provinsi Sumbar bersama Bank Indonesia lakukan untuk memicu semangat sinergi, kolaborasi, dan inovasi adalah pencanangan tahun kunjungan wisata Sumbar 2023," ungkap Wahyu.
Bank Indonesia juga berharap Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar agar bisa bekerja lebih optimal. Selain itu segera melakukan public campaign dan promosi besar-besaran untuk membangun awareness masyarakat.
Awareness masyarakat juga dibentuk dengan membangun suasana festival yang meriah, antara lain dengan memasang bendera marawa di setiap kantor/pusat perbelanjaan/ jalan protokol/ obyek wisata unggulan, serta menghimbau setiap instansi untuk memakai tenun minang minimal seminggu sekali.
Untuk itu, dengan semangat sinergi, kolaborasi, dan inovasi bersama seluruh pemangku kepentingan, semoga tahun kunjungan wisata Sumbar 2023 akan memberikan manfaat nyata kepada masyarakat, dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar secara berkelanjutan. (k56).