Bisnis.com, PEKANBARU -- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menemukan sejumlah fakta yang menyebabkan minyak goreng curah di Riau langka.
Karena itu dia meminta kepada pemerintah untuk menanggung biaya distribusi minyak curah dari pabrik ke kota tujuan, sehingga semakin banyak pengusaha lokal yang berminat ikut memasarkan minyak goreng.
Ketua Apkasindo Gulat Manurung menjelaskan saat ini memang pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak curah di angka Rp14.000 per liter.
"Tapi untuk distribusinya dari pabrik ke konsumen itu ada biaya lagi, yang kalau dihitung membuat margin keuntungan semakin tipis dan ini yang kami lihat tidak banyak pengusaha yang mau jadi distributor minyak curah," ujarnya Kamis (24/3/2022).
Menurutnya Apkasindo sudah mulai mengambil peran walaupun kecil untuk ikut mengatasi kelangkaan minyak goreng yang terjadi sejak awal 2022.
Peran dimaksud yaitu menjadi distributor minyak curah dari pabrik, contohnya dari pabrik minyak sawit di Kota Dumai, Riau untuk kemudian dipasarkan ke Kota Pekanbaru. Namun dia mengakui biaya distribusi yang timbul untuk mengirimkan minyak curah dari pabrik itu tidak sedikit.
Baca Juga
Selanjutnya setelah di Pekanbaru, akan dilakukan pengemasan menjadi literan dengan plastik. Selama proses itu ada juga minyak yang tumpah sehingga hasilnya bisa mengurangi nilai penjualan. Lalu untuk pengiriman minyak ini tidak hanya ke kota besar tetapi juga sampai ke pelosok pedesaan, misalnya di Kabupaten Indragiri Hilir Riau yang jarak tempuhnya lewat jalur darat bisa hingga 10 jam.
"Jadi kalau biaya distribusi ini bisa dibantu pemerintah, pengusaha akan semakin berminat untuk menjadi distributor minyak curah ini dan bisa mengatasi kelangkaan minyak goreng," ujarnya.
Selain memberikan subsidi biaya distribusi, dia juga menyarankan untuk sistem yang digunakan bisa mencontoh penyaluran gas elpiji, dimana para pedagang bisa mengambil gas dari agen kemudian disalurkan kepada pembeli.
Menurutnya pemerintah bisa menunjuk satu agen besar minyak goreng curah di tiap kota yang mendapatkan tanggungan biaya distribusi dari pabrik, lalu kemudian pengecer bisa mengambil minyak dari para agen tersebut tanpa harus melakukan pembelian langsung ke pabrik.
Dia menambahkan penyebab aturan HET minyak goreng kemasan Rp14.000 perliter tidak berjalan beberapa bulan terakhir, karena pengusaha rugi apabila harus menjual di harga tersebut.
Padahal dari data pihaknya, beberapa negara sudah biasa untuk memberikan subsidi minyak goreng kepada masyarakat, sehingga harganya bisa ditekan lebih rendah.
"Seperti di Malaysia itu 80 persen harga jualnya disubsidi dan ini dilakukan banyak negara. Karena itu dengan kebijakan subsidi minyak curah saat ini kami mendukung, hanya memang untuk distribusinya ini diperhatikan lagi agar minyak curah bisa sampai hingga ke pelosok desa."
Adapun Apkasindo bisa ikut berperan menjadi distributor minyak curah, berkat dukungan sejumlah pabrikan minyak goreng. Diantaranya yaitu Apical, Musim Mas, Sinarmas, dan Permata Hijau.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Riau menyatakan daerah itu mendapatkan bagian sebanyak 2.000 ton minyak goreng curah perminggu dari Kementerian Perdagangan, sebagai upaya pemerintah dalam melakukan stabilisasi harga minyak goreng.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Riau Taufik OH menjelaskan minyak goreng dari Kemendag ini harus dijual dengan harga sesuai HET minyak curah yaitu Rp11.500 per liter.
"Dari Kemendag, Riau akan mendapatkan jatah minyak curah 2.000 ton per minggu. Minyak ini harus dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET)," ujarnya Rabu (16/3/2022).
Untuk distribusi minyak curah ini, pemerintah menugaskan dua perusahaan pelat merah yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
Menurutnya saat ini truk minyak curah berada di Dumai, dan nantinya akan bergerak untuk mengirim minyak goreng ke Pekanbaru. Kemudian distribusinya akan diatur oleh Kemendag dan mitra lokal.
Dia memaparkan untuk HET di pedagang adalah Rp10.500 per liter, sedangkan HET konsumen adalah Rp11.500 per liter.
Pihaknya juga melakukan sidak ke dua pasar tradisional di Pekanbaru, dan hasilnya ditemukan pedagang yang masih ada yang menjual minyak goreng curah di atas HET, namun secara umum pedagang sudah mematuhi HET.
Dia mengakui dengan adanya pengiriman minyak goreng curah oleh Kemendag, diharapkan harga jual menjadi lebih stabil, dan pedagang diminta mematuhi HET tersebut.