Bisnis.com, PEKANBARU -- Bank BRI menargetkan ada sebanyak 20 UMKM di Kanwil Pekanbaru yang ikut serta program BRIlian Preneur pada tahun ini.
Regional CEO BRI Pekanbaru Hari Basuki menjelaskan program BRILIAN Preneur adalah pameran industri kreatif dan ajang promosi bagi pelaku UMKM yang ada di Tanah Air.
"Target peserta BRILIan preneur dari UMKM untuk regional office Pekanbaru sebanyak 20 UMKM dan untuk produk peserta nantinya juga akan dipromosikan melalui market place seperti Lazada, Shopee, Tokopedia dan Bukalapak," ujarnya, Selasa (22/3/2022).
Dia menjelaskan UMKM binaan BRI yang memiliki potensi bisa ikut diikutsertakan pada program ini. Ada beberapa kategori Brilianpreneur yang ditentukan oleh perseroan, diantaranya yaitu busana atau fashion, home decor dan craft, asesoris dan kecantikan, serta makanan dan minuman.
Selain UMKM, BRI juga menyebutkan ada sebanyak 89 desa di Provinsi Riau yang akan menjadi desa binaan atau ikut serta program Desa BRILIAN. Program desa BRILIAN merupakan desa binaan BRI yang memiliki seluruh atau kombinasi dari empat aspek.
"Untuk jumlah Desa BRILIAN di tahun ini yang didaftarkan ada 89 Desa yang juga direkomendasikan oleh pemerintah desa di Provinsi Riau," ujarnya.
Menurutnya empat aspek yang menjadi syarat keikutsertaan program ini yaitu mempunyai Bumdes, menjalankan digitalisasi yang sudah terimplementasi di desa.
Selanjutnya menjalankan inovasi atau desa kelurahan yang kreatif dalam memecahkan masalah kemasyarakatan dan sosial warganya. Kemudian sustainability atau desa yang mampu secara berkesinambungan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan sektor unggulan desa.
Program ini telah berjalan beberapa tahun terakhir. Misalnya di Desa Kuala Alam, Bengkalis Riau. Di daerah ini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat di Riau. Desa Kuala Alam di Kecamatan Bengkalis, Riau termasuk yang mengkhawatirkan kondisi itu, dan mulai menggarap lahannya menjadi lebih produktif salah satunya dengan menanam nanas.
Direktur BUMDes Kuala Alam, Zulkifli menjelaskan sejak 2018 diketahui ada ratusan hektare lahan tidur milik masyarakat yang berisiko terbakar, lalu desa berinisiatif membentuk unit usaha perkebunan dengan komoditasnya yaitu nanas.
"2019 dimulailah penanaman nanas di lahan tidur tersebut, dan mulai menghasilkan nanas segar. Hasilnya kami kirimkan ke pasar tradisional dan sampai sekarang kami menjadi pemasok utama nanas di pasar Bengkalis," ujarnya.
Kini dalam sehari pihaknya bisa memanen dan mengolah hingga 1.000 buah nanas perhari, dan sekitar 100 ton nanas perbulan. Selain dijual segar, nanas juga diolah menjadi berbagai produk turunan seperti selai nanas dan sekitar total delapan produk turunan lainnya. Dalam sehari omset yang didapatkan bisa mencapai Rp1juta, dan rerata Rp20 juta - Rp30 juta perbulan.
Selain itu juga misalnya di Desa Bukit Gajah, Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan, Riau. Di sini pisang sudah menjadi buah yang akrab bagi warga desa. Banyak tanaman pisang yang tumbuh di pinggiran jalan, sehingga apabila buahnya dijual kurang bernilai ekonomis bagi masyarakat setempat.
Kepala Desa Bukit Gajah, Taryam mengakui salah satu aparatur perangkat desa itu melirik potensi pisang yang ada, dengan mengolahnya dengan digoreng menjadi pisang sale sejak 4 tahun lalu.
"Saat ini pisang sale kami sudah masuk produk unggulan kawasan pedesaan atau Prukades yang didukung Bank BRI, sehingga menjadi ciri khas daerah kami sejak 4 tahun terakhir," ujarnya.
Dia menguraikan usaha pisang sale yang menjadi andalan Desa Bukit Gajah ini dimulai karena banyaknya pisang yang dijual di pinggir jalan, tetapi harga jualnya rendah dan kurang menguntungkan warga.