Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyatukan Cinta dengan Kredit Murah Rumah BTN

Alasan Cendra dan Elsa berkeinginan untuk membeli rumah karena bila dihitung dari segi biaya, dari pada mengontrak rumah orang, mendingan mengambil rumah subsidi.
Cendra (kanan) bersama istri dan anak saat bermain sore hari di halaman rumah di Perumahan Bumi Kasai, Nagari/Desa Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (17/2/2022)./Bisnis-Noli Hendra
Cendra (kanan) bersama istri dan anak saat bermain sore hari di halaman rumah di Perumahan Bumi Kasai, Nagari/Desa Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (17/2/2022)./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Kalau bicara takdir, memang tidak bisa diterka. Kapan akan mendapatkan rezeki, dan bila pula akan dipertemukan dengan jodoh, serta kapan waktu kematian itu akan tiba.

Tapi, yang namanya hidup, harus ada usaha dan perjuangan. Seperti yang dikatakan dalam peribahasa "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".

Ungkapan dari peribahasa itu sejatinya sebagai motivasi bagi setiap manusia bahwa untuk mewujudkan impian itu memang tidaklah mudah, butuh kerja keras. Dan yakinlah, suatu saat akan tiba masanya untuk menikmati hasil.

Itulah prinsip hidup yang dijalani oleh pasangan suami istri, Cendra (31) dan Elsa Masriza (27), sehingga kini bisa hidup bersama di rumah impiannya di Perumahan Bumi Kasai, Nagari/Desa Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Tapi perjalanan hidup untuk bisa memperoleh kesempatan untuk membeli rumah itu, diakui Cendra, sebuah perjuangan yang berat baginya. Karena rumah itu dibelinya, di saat masih berstatus pacaran dengan Elsa.

Cendara adalah seorang anak perantauan yang berasal dari desa Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Sebuah daerah yang berada dekat dari perbatasan antara Sumbar dengan Bengkulu.

Di awal tahun 2010 lalu, dia merantau ke Kota Padang, dan bekerja sebagai penghantar air galon ke rumah-rumah warga di kawasan Pegambiran, Kelurahan Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung.

Sekitar tiga tahun lamanya Cendra menjalani pekerjaan itu. Kemudian timbul keinginannya untuk kuliah. Universitas Tamansiswa Padang menjadi pilihan Cendra.

Melalui modal uang tabungan dari pekerjaannya sebagai tukang pengantar air galon, dia pun mengikuti tes untuk jadi calon mahasiswa.

Keberuntungan berpihak kepada Cendra, dia lulus menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Manajemen angkatan tahun 2013. Dia menikmati betul menjadi seorang mahasiswa ekonomi.

Tapi ketika dirinya asyik kuliah, suatu ketika, ada satu perempuan yang mampu menarik perhatiannya.

Perempuan itu, bukanlah mahasiswa di Tamansiswa, melainkan dari kampus sebelah yakni Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang.

Dan perempuan menarik perhatian Cendra itu adalah Elsa. Dia pun menjalin hubungan pertemanan untuk mengawali kedekatan mereka. Kantin di kampus Tamansiswa jadi saksi bahwa pertemuan awal Cendra dan Elsa. Hal itu terjadi pada tahun 2014.

"Dari pertemuan awal kami itu. Ternyata Elsa sudah pernah melihat saya saat mengantar air galon di rumah kakak mamanya di Pegambiran itu. Wah kesempatan untuk dekat Elsa terbuka lebar," cerita Cendra kepada Bisnis di Padang, Jumat (18/2/2022).

Cendra bercerita, terjalinlah hubungan yang baik antara Cendra dengan Elsa di tahun 2014 itu setelah bertemu beberapa bulan yang lalu di tahun yang sama. Artinya mereka resmi pacaran.

Ada sekitar 6 tahun lamanya mereka berpacaran, 4 tahun menyelesaikan kuliah, dan 2 tahun bekerja. Cendra mendapat peluang bekerja sebagai seorang marketing di salah satu perusahaan ternama di Padang. Sementara Elsa bekerja di Klinik Puri Medical Padang, sebagai tenaga teknis kefarmasian.

"Setelah bekerja 2 tahun itu, barulah kami menikah di tahun 2020," ungkapnya.

Beli Rumah Sebelum Menikah

Sebelum mereka memutuskan untuk menikah di tahun 2020 itu, ternyata di tahun 2018, di saat masih berstatus sebagai sepasang kekasih.
Muncul keinginan agar disaat telah menjadi pasangan suami istri, harus punya rumah terlebih dahulu.

"Jad sebelum menikah kami juga sudah berencana kalau seandainya sudah menikah, kalau bisa kita sudah memiliki rumah sendiri. Itu cerita kami waktu itu," kata Cendra.

Alasan Cendra dan Elsa berkeinginan untuk membeli rumah karena bila dihitung dari segi biaya, dari pada mengontrak rumah orang, mendingan mengambil rumah subsidi. Setidaknya uang yang dikeluarkan bukan untuk orang, tapi untuk mengangsur kredit rumah.

"Saya waktu kuliah dulu itu, bayar kos Rp350.000 per bulan dan begitu juga Elsa. Jadi cukup merasakannya bagaimana harus mengeluarkan biaya untuk membayar sewa kos atau kontrakan per bulannya," ujar dia.

Layanan akad massal KPR Milenial di Kantor Bank BTN Cabang Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/2/2022). /Bisnis-Noli Hendra
Layanan akad massal KPR Milenial di Kantor Bank BTN Cabang Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/2/2022). /Bisnis-Noli Hendra

Di tahun 2018 itu, Cendra dan Elsa pun mencari informasi terkait membeli rumah subsidi ke Bank BTN Cabang Padang, sebagai upaya untuk mewujudkan impiannya.

Ternyata setelah mendapat informasi dari Bank BTN, keinginan mereka semakin bulat, bahwa harus belum rumah dulu, sebelum menikah.

"Ternyata di Bank BTN itu, meski belum menikah, sudah bisa beli rumah. Wah ini kesempatan, jadi kami sepakat. Di tahun 2018 itu, langsung kami mengajukan diri untuk membeli rumah melalui Bank BTN Cabang Padang dengan lokasi rumah di Kasang," jelasnya.

Setelah sepakat untuk membeli rumah, Cendra dengan bahagianya menuliskan kepemilikan rumah itu atas nama Elsa.

Pernah Tinggal di Rumah Kontrakan

Ternyata butuh waktu bagi Cendra dan Elsa untuk memastikan apakah mereka layak atau tidak untuk mendapatkan rumah bersubsidi di daerah Kasang tersebut.

Di tahun 2020, barulah kabar baik itu mereka terima. Akad serta penyerahan kunci dilakukan di tahun tersebut.

"Pada bulan Maret 2020, akhirnya akad kredit dan langsung terima kunci rumah," sebutnya.

Setelah Cendra menerima kunci rumah itu, hatinya bahagia tak terhingga. Hampir setiap tidur di malam harinya, kunci rumah baru dari Bank BTN yang digantung di dinding kamar rumah kontrakannya, dipandang dengan wajah yang senyum.

"Jadi setelah kami menikah, kondisi saat itu belum akad lagi dengan Bank BTN. Jadi kami pun harus cari kontrakan dulu. Akhirnya kita dapat rumah kontrakan di daerah Tunggul Hitam. Biaya kontrakan Rp8 juta per tahun," ujarnya.

Cendra mengakui, cukup berat hatinya untuk menempati kontrakan dengan biaya Rp8 juta per tahunnya. Bukan tidak mampu untuk membayar, melainkan kepikiran soal rumah subsidi mereka, seharusnya Rp8 juta itu sudah bisa mengangsur pembayaran kredit.

Bicara soal penghasilan, tidak jadi masalah bagi Cendra dan Elsa, untuk melakukan pembayaran angsuran per bulan.

"Penghasil kami itu, ya masih cukup untuk kebutuhan hidup dari bulan ke bulan dan begitu juga untuk pembayaran kredit setiap bulannya," ungkap Cendra.

Hingga akhirnya bulan Mei 2020, Cendra dan Elsa sepakat untuk menempati rumahnya di Kasang, mengingat kontrakan mereka juga habis di daerah Tunggul Hitam tersebut.

Perdana Tinggal di Rumah Impian

Di hari pertama Cendra dan Elsa membuka pintu rumah impiannya itu, perasaan mereka antara rasa bahagia dan haru. Akhirnya impiannya tercapai, komitmen sewaktu masih berpacaran masih terjaga hingga berhak memiliki kunci rumah.

Elsa benar-benar merasa bahagia, melihat rumah impiannya begitu indah. Apalagi ada sosok seorang pria yang telah menemaninya semenjak masa-masa kuliah dulu, dan hingga akhirnya telah sah menjadi pasangan suami istri.

"Saya bangga dengan suami saya (Cendra), saya kira rencana ini patang di tengah jalan. Karena kami menjadi nasabah Bank BTN itu ketika masih berpacaran. Nyatanya sampai titik ini, kami masih bersama," kata Elsa.

Baginya dengan telah adanya rumah atas nama milik sendiri, turut memberikan semangat untuk hidup lebih baik kedepannya. "Karena yang namanya rumah impian, pasti akan dijaga," sebutnya.

Kebahagian Elsa masih terpancar ketika dirinya melakukan bersih-bersih di waktu perdana masuk ke rumah. Tak jarang terucap kata syukur di mulutnya, disaat melihat segala sisi rumah itu.

Dapat Momongan Saat Tinggal di Rumah Impian

Belum lama tinggal di rumah barunya itu, kabar baik kembali hadir bagi keluarga Cendra. Ternyata istrinya hamil. Hal itu adalah kehamilan pertama Elsa.

Cendra pun bahagia tidak kepalang. Dia pun syukur sujud di dalam rumah barunya itu. "Rumah ini benar-benar mendatangkan keberkahan bagi keluarga kami," katanya.

Waktu pun berlaku, Cendra dan Elsa dikarunia seorang anak laki-laki yang tampan. Pada bulan Februari tahun 2022 ini usia anak mereka masuk usia 10 bulan.

Suara tawa dan tangisnya menghiasi rumah yang berukuran 6x6 meter tersebut. Kebahagiaan mereka semakin lengkap. Setiap sorenya, Cendra mengajak anak dan istrinya berkeliling di kawasan rumah subsidi di Kasang itu.

"Untungnya di rumah KPR subsidi ini. Orangnya ramai, jalannya luas. Jadi mau kemana saja jalan-jalan sore, saling tegur sapa. Jadi bisa saling kenal," ungkapnya.

Kini Cendra dan Elsa bersama buah hatinya, merasakan betul manfaat adanya rumah murah itu. Awalnya ragu status masih bujangan dan gadis tapi ingin punya rumah, dan ternyata Bank BTN memberikan kesempatan, tanpa ada kesulitan apapun.

Apalagi pembayaran kredit dilakukan secara autodebet, jadi dari setiap bulan gajian, tidak memikirkan ataupun lupa untuk membayarkan kredit rumah.

"Saya mengambil tenor 15 tahun dengan kredit kurang sedikit dari Rp1 juta. Bagi kami nilai itu masih sanggup untuk dibayarkan. Karena dengan tenor panjang itu, sangat meringankan dalam pembayaran kreditnya. Seperti bayar kredit sepeda motor saja. Tapi yang saya bayarkan untuk rumah saya, bukan untuk sepeda motor," canda Cendra mengakhiri wawancara.

Peminat Rumah Meningkat

Seiring adanya keinginan rumah KPR bersubsidi itu, diakui Bank BTN Cabang Padang terjadi peningkatan permintaan.

Kepala Bank BTN Cabang Padang Yudha Andaka menjelaskan sepanjang tahun 2021, realisasi KPR bersubsidi Bank BTN Cabang Padang mencapai 1.325 unit dengan pembiayaan Rp174,62 miliar.

Sedangkan KPR nonsubsidi mencapai 61 unit dengan pembiayaan Rp12,81 miliar. Pencapaian tersebut meningkat tajam dibandingkan realisasi KPR tahun 2020.

"Realisasi KPR 2021 meningkat dibandingkan 2020. Kenaikannya mencapai 9,7 persen," katanya.

Menurutnya, tingginya minat masyarakat mengambil rumah bersubsidi lantaran suku bunganya rendah, yakni dengan flat 5 persen sepanjang jangka waktu kredit.

Dia pun berharap tahun ini ekonomi semakin tumbuh. Apalagi, vaksinasi Covid-19 di wilayah Sumbar sudah merata.

"Target realisasi KPR BTN Padang tahun ini 1.918 dengan pembiayaan Rp257,9 miliar," bebernya.

Nasabah Bank BTN Cabang Padang di Sumbar tersebar di 19 kabupaten dan kota dengan jumlah mitra pengembang lebih dari 100.

Memudahkan proses KPR bagi pengembang dan konsumen, BTN Cabang Padang juga telah membuka outlet BTN di sejumlah daerah strategis.
Seperti di Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan Kota Solok. Dengan begitu, daerah-daerah yang dekat tidak perlu lagi mengurus akad kredit ke Kota Padang.

"Pengajuan KPR sekarang juga lebih mudah. Bisa lewat btnproperti online. Kalau usia peminatnya merata, tapi milenial cukup banyak," katanya. (k56).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper