Bisnis.com, PEKANBARU - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyambut pergantian tahun 2021 ke 2022 dengan menggelar kegiatan tajak perdana sumur migas di wilayah kerja Blok Rokan tepatnya di Minas MNA P-03.
Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin menjelaskan kegiatan ini menunjukkan semangat dari perseroan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
"Hari ini pada pukul 00.00 WIB 1 Januari 2022 kami memulai tajak perdana sumur migas di Minas, sehingga kini kami sudah mengoperasikan 18 rig untuk operasional di WK Rokan," ujarnya Sabtu (1/1/2022).
Dia merincikan untuk pekerjaan pengeboran satu sumur misalnya, pihaknya melibatkan personel sekitar 200 orang dan setidaknya melibatkan 8 perusahaan mitra kerja PHR.
Menurutnya proses kerja ini berisiko tinggi dan perlu kompetensi khusus agar pekerjaan tersebut terjamin aman, karena itu semua pekerja mendapatkan training pelatihan sesuai kebutuhan.
Adapun sebelumnya, setelah berhasil mencapai rata-rata produksi 162.000 barrel oil per day (BOPD) hingga November 2021, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan produksi 180.000 BOPD pada tahun depan.
Baca Juga
Jaffee Arizon Suardin, Direktur Utama PHR, mengatakan proses alih kelola berjalan baik. PHR juga gencar melakukan pengeboran yang didukung dengan 17 rig yang beroperasi saat ini.
"Mimpi kami pada 2024 mengejar produksi 270.000 BOPD. Pada 2025, kami kejar 300 ribu BOPD," ujar Jaffee saat diskusi dengan media di gedung IODSC PHR, Minas, Riau, Selasa (21/12).
Menurut Jaffee, untuk mendukung target produksi 300.000 BOPD, PHR terus melanjutkan pengeboran secara masif. Pada 2022, PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur dengan menambah tiga rig, menjadi 20 rig.
"Untuk mencapai 300.000 BOPD tidak hanya mengebor sumur baru, namun semua ekosistemnya harus disiapkan dan ini butuh investasi yang besar," ungkap Jaffee.
PHR yang didirikan pada 20 Desember 2018 mulai mengambil alih pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021.
Selain WK Rokan, sebagai induk perusahaan Regional 1 Sumatera, PHR juga mengelola seluruh aset-aset produksi Pertamina di Sumatera. Saat ini Regional 1 Sumatera berkontribusi 35 persen dari total produksi migas Pertamina melalui Subholding Upstream.
Selain siap mendukung Pertamina menjadi perusahaan energi global dengan aset US$100 miliar, PHR juga ingin menjadi perusahaan migas global. Untuk mendukung cita-cita tersebut, PHR mempunyai tagline "SUMATERA" atau SUstainable, MAsif, To grow, Efficient, Resilient dan Agressive.
"Jadi kami tidak hanya menahan decline, tapi juga meningkatkan produksi. Karena Rokan kalau tanpa ada usaha apapun, penurunannya bisa 26 persen. Selain itu untuk menopang pertumbuhan kami juga memberi peluang bagi anak bangsa dan putera daerah untuk berkarya di PHR," ungkap Jaffee.
Sementara itu, Reinhard Parapat, Komisaris Independen PHR, berharap semua pihak untuk mendukung PHR, sebagai salah satu produsen minyak terbesar agar terus menunjukkan kinerja terbaiknya.
"Hal ini untuk menunjang target produksi satu juta barel minyak per hari pada 2030," kata Reinhard.