Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia memperkirakan Sumatra Utara bakal mengalami tekanan inflasi yang meningkat pada 2022 mendatang.
Prediksi peningkatan inflasi seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat di tengah pemulihan ekonomi.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara Soekowardojo pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 di Medan, Rabu (24/11/2021).
"Oleh karena itu koordinasi pengendalian inflasi perlu tetap diperkuat untuk memastikan pencapaian target inflasi di 2022," ujar Soeko.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara mengalami rebound dari tahun sebelumnya seiring meluasnya vaksinasi, pengendalian Covid-19 dan perkembangan sektor eksternal yang mendukung.
Hingga Triwulan III 2021, ekonomi Sumatra Utara tumbuh positif. Didorong peningkatan kerja ekspor, perbaikan konsumsi serta membaiknya investasi. Sumber pertumbuhan ekonomi ini, terutama akibat permintaan eksternal yang tumbuh tinggi seiring perbaikan ekonomi dari negara mitra datang utama.
Dari sisi penawaran, membaiknya mobilitas masyarakat dan perekonomian berdampak pada kinerja hampir seluruh lapangan usaha utama. Sektor perdagangan bahkan mencatat pertumbuhan tertinggi di antara lapangan usaha.
Berbagai program pemulihan ekonomi nasional dan stimulus pemerintah turut berperan dalam perbaikan sektor.
Dari sisi perkembangan harga, inflasi Sumatra Utara 2021 tetap terjaga di tengah pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi. Hingga Oktober 2021, inflasi Sumatra Utara tercatat relatif rendah, yakni 1,86 persen secara tahunan.
Di tengah perekonomian yang semakin membaik, stabilitas sistem keuangan masih terjaga tercermin dari tingkat profitabilitas bank yang meningkat, rasio biaya terhadap pendapatan (BOPO) yang menurun serta rasio NPL yang berada di bawah level lima persen.
Meskipun pertumbuhan kredit masih tertahan, perkembangan kredit beberapa bulan terakhir terpantau membaik.
Di bidang sistem pembayaran, perluasan elektronifikasi transaksi di berbagai sektor terus didorong, baik melalui QRIS maupun dengan kanal pembayaran non tunai lainnya.
"Berdasar indikator perkembangan terkini, kami yakin ekonomi Sumatra Utara pada tahun 2021 akan tumbuh positif di kisaran 2,5-3,3 persen dan akan meningkat pada tahun 2022," kata Soeko.
Di tempat berbeda, Bank Indonesia juga memberi Bank Indonesia Award 2021 kepada Pemprov Sumatra Utara. Provinsi ini terpilih sebagai implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terbaik.
Penghargaan tersebut diterima Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 di Jakarta.
Menurut Musa, penghargaan ini menjadi bukti bahwa UMKM di Sumatra Utara mampu mengikuti perkembangan teknologi dengan menggunakan sistem pembayaran digital melalui QRIS.
"Alhamdulilah, artinya sistem pembayaran QRIS ini terpakai sampai ke daerah-daerah, khususnya daerah pariwisata. Jadi para pelaku UMKM tidak semata-mata hanya konvensional tapi juga mengikuti perkembangan digital," ujar Musa.
Lebih lanjut, Musa mengatakan bahwa Pemprov Sumatra Utara akan terus mendorong capaian ini. Khususnya terhadap pemanfaatan QRIS oleh UMKM yang berada di desa.
"Pandemi Covid-19 ini mengajarkan kita mandiri, mengajarkan kita juga bahwa ekonomi bergerak tidak hanya berpusat di kota besar. Sektor pertanian, perkebunan, perikanan, ekonomi kreatif daerah justru saat ini semakin bangkit dan membuktikan mampu bertahan, ini pelajaran untuk kita," katanya.