Bisnis.com, JAKARTA - Proses transisi kontrak barang dan jasa di Blok Rokan berjalan sesuai rencana menjelang alih kelola ke operator baru pada 9 Agustus mendatang. Sekitar 98 persen kontrak-kontrak pendukung operasional yang diputuskan untuk dilanjutkan (contract mirroring) oleh operator berikutnya telah selesai ditandatangani. Keputusan strategis ini tentu memberikan kepastian kontrak bagi para perusahaan penyedia barang dan jasa (vendor) di Blok Rokan yang melibatkan lebih dari 20 ribu pekerja.
Kepastian kontrak juga diberikan kepada para mitra binaan SKK Migas - PT CPI melalui program Local Business Development (LBD). Sebanyak 260 kontrak LBD akan diperbarui. LBD merupakan salah satu program untuk membina dan meningkatkan potensi bisnis perusahaan kecil/ koperasi di sekitar daerah operasi perusahaan.
”PT CPI bersama SKK Migas dan operator berikutnya, yakni Pertamina Hulu Rokan, terus bekerja sama secara intensif untuk mewujudkan peralihan kontrak barang dan jasa yang lancar. Kami juga telah melakukan sosialisasi kepada para vendor agar mereka juga memahami proses yang sedang dan akan berjalan,” tutur Albert Simanjuntak selaku Managing Director Chevron IBU & Presiden Direktur PT CPI.
Kemitraan dengan Perusahaan Kecil/ Koperasi Lokal
Kelancaran transisi kontrak barang dan jasa sangat mempengaruhi kegiatan produksi dan pengeboran sumur migas. Kepastian pasokan barang dan jasa akan mendukung upaya untuk menjaga tingkat produksi di Blok Rokan. “Seluruh pihak memiliki komitmen yang sama dan fokus pada pencarian solusi agar proses peralihan kontrak-kontrak berjalan dengan baik. Blok Rokan merupakan aset strategis bagi negara yang menjadi tulang punggung produksi minyak mentah nasional,” jelas Albert.
Perusahaan kecil/ koperasi di sekitar daerah operasi PT CPI juga patut lega dengan pembaruan kontrak mereka di bawah Program LBD. Program ini memberikan peluang dan akses bisnis yang lebih besar, fasilitas, pelatihan dan bimbingan teknis dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk menunjang kegiatan operasi di blok Rokan dengan pola kemitraan usaha. Program LBD diperuntukkan bagi paket proyek dengan nilai di bawah Rp 1 miliar dengan durasi 12 hingga 18 bulan. Program ini memberikan akses bisnis, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat tempatan.
Sejak diluncurkan pada 2001, saat ini program LBD telah membina lebih dari 1.000 perusahaan kecil/ koperasi lokal. Saat ini, peserta binaan yang aktif sebanyak 699 perusahaan/koperasi. dengan total transaksi melalui program ini mencapai Rp 1,27 triliun untuk lebih dari 5.000 kontrak atau proyek.
Pada 2008, LBD mendapatkan Penghargaan Anugerah Pengembangan Masyarakat (PADMA) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kriteria penilaiannya mencakup keberlangsungan, kemandirian, keikutsertaan, pendorong perubahan, keaslian dan inovasi, keluasan dan keterpaduan, serta efektivitas dan hasil.
Proyek-proyek di bawah Program LBD mempunyai kriteria, antara lain, risiko rendah terhadap operasi migas, keahlian dan teknologi yang diperlukan sederhana sampai sedang, barang/material tersedia dan mudah didapat di pasaran lokal/dalam negeri. Contoh pekerjaan bidang jasa meliputi pengecatan pipa, tangki air, perkantoran, perumahan perusahaan, marka jalan, penghijauan dan pertamanan. Bidang konstruksi antara lain pembangunan trotoar, pagar, rumah ibadah, patok tanah dan sebagainya.
Kesiapan SDM, Organisasi, Aplikasi TI
PT CPI juga berupaya memastikan kesiapan para pegawainya. Hampir seluruh pegawai PT CPI akan beralih status kepegawaian ke operator yang baru. Dalam menyiapkan para pegawainya, PT CPI telah menyiapkan kapabilitas organisasi, menggelar berbagai forum komunikasi maupun program pembekalan, di antaranya persiapan teknis transisi, pengembangan mental yang positif menghadapi perubahan, hingga pengelolaan finansial.
PT CPI sebelumnya juga telah sepakat untuk memberikan lisensi penggunaan sebanyak 123 aplikasi teknologi informasi (TI) kepada PHR. Aplikasi-aplikasi tersebut, antara lain, digunakan untuk pemantauan produksi dan transportasi minyak secara real time, pemantauan kondisi sumur dan aktivitas rig pengeboran, pengaturan injeksi uap lapangan Duri, pengelolaan mitra kerja, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut selama ini sangat vital dalam mendukung digitalisasi kegiatan operasi dan produksi migas di Blok Rokan agar berjalan secara efisien.
Selain itu, untuk memastikan ketersediaan pasokan material pendukung program pengeboran, PT CPI dan PHR telah menandatangani perjanjian pemanfaatan bersama fasilitas gudang milik negara di Blok Rokan pada 21 April lalu. Dengan adanya perjanjian tersebut, PHR dapat mulai mendatangkan dan menyimpan material pendukung program pengeboran di gudang-gudang yang dikelola PT CPI di Duri dan Dumai. Material-material tersebut di antaranya pipa, conductor, casing, tubing, wellhead, valve, kabel, maupun pompa angguk.
PT CPI merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau. Dalam mengoperasikan blok Rokan, PT CPI bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas. Dengan inovasi dan komitmen karyawan yang sangat terampil dan berdedikasi, PT CPI telah mengembangkan lapangan Rokan atas nama Pemerintah Indonesia yang kemudian menjadi salah satu lapangan minyak mentah terbesar di Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai operasi PT CPI di Indonesia dapat diakses melalui www.indonesia.chevron.com