Bisnis.com, MEDAN - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 melalui anak perusahaannya PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK) dan Union Union Resources & Engineering Co., Ltd (UREC) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pemanfaatan lahan dan infrastruktur di Kawasan Industri Kuala Tanjung, Selasa (28/4/2021) di Grha Pelindo, Medan.
Ruang lingkup kerja sama ini akan melingkupi pemanfaatan lahan dan infrastruktur dasar yang akan disediakan oleh PT PPK untuk kebutuhan pembangunan smelter tembaga milik UREC di Kawasan Industri Kuala Tanjung. Smelter tembaga ini akan dibangun di area seluas 100 Ha yang terintegrasi dengan pelabuhan.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT PPK Jansen Sitohang dan Chief Representative of Jakarta Office Indonesia UREC Co., Ltd Meng Zhanqian. Kesepakatan ini disaksikan oleh Direktur Utama Pelindo 1 Prasetyo dan Direktur Teknik Pelindo 1 yang sekaligus Komisaris PT PPK Hosadi Apriza Putra.
Menurut Prasetyo, penandatanganan nota kesepahaman untuk pengembangan Kuala Tanjung PIE ini akan membawa keuntungan untuk kedua belah pihak.
“Dengan hadirnya UREC di Kuala Tanjung, kami berharap ke depannya akan semakin banyak investor yang masuk ke Kawasan Industri Kuala Tanjung yang memiliki lokasi yang strategis dengan terkoneksi jaringan transportasi terpadu berupa jalan tol Trans-Sumatera dan jaringan jalur kereta api,” jelas Prasetyo, Rabu (28/4/2021).
Sementara itu, Meng Zhanqian mengatakan pembangunan smelter tembaga di Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi pembangunan UREC kedua di Indonesia.
“UREC akan membangun smelter tembaga, ini menjadi pembangunan yang kedua di Indonesia setelah di Gresik, Jawa Timur. Tak hanya pembangunan smelter, kami juga siap bersinergi dengan Pelindo 1 untuk melakukan kerjasama lainny,” terang Chief Representative of Jakarta Office, Indonesia UREC Co., Ltd Meng Zhanqian.
UREC adalah perusahaan integrasi sumber daya internasional yang bisnis utamanya meliputi kontrak rekayasa internasional, impor dan ekspor peralatan. UREC adalah bagian dari Yunnan Province Energy Investment Group Co., Ltd yang termasuk dalam jajaran perusahaan teratas di China.
Ke depannya, Pelindo 1 akan menggandeng Zhejiang Seaport dan Port Rotterdam sebagai operator pelabuhan yang terbesar di Asia dan Eropa dengan memiliki jaringan logistik global.
Untuk diketahui, Pengembangan Kuala Tanjung PIE ditandai dengan telah beroperasinya Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) sejak tahun 2019 yang diproyeksikan sebagai the Next Indonesia’s Logistic and Supply Chain Hub, pelabuhan ini didesain untuk mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar dengan bobot 50.000 DWT (dead weight tonnage) serta berbagai jenis muatan, dari petikemas, curah cair, hingga general cargo.
Sedangkan untuk Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ) dikembangkan di area seluas 3.400 Ha dengan memiliki potensi segmen industri yang beragam, baik itu port associate industry maupun yang non-port associate industry, diantaranya aluminium, palm oil, iron & steel, rubber, petrochemical, produk makanan, serta segmen industri lainnya.
Kawasan ini juga akan diperkuat dengan tersedianya berbagai layanan pendukung seperti bunkering service, logistic service, dan warehousing, serta dilengkapi juga dengan penyediaan listrik, jaringan pipa gas, air bersih, pengelolaan limbah, dan jaringan utilitas lainnya.
Selain itu, Pelindo 1 berencana menerapkan konsep smart port and smart industrial area di Kuala Tanjung PIE juga akan. Hal tersebut didukung dengan perencanaan implementasi IoT (Internet of Things) dan ICT (Information and Communication Technology) di kawasan tersebut.