Bisnis.com, PEKANBARU – Lalu lalang kendaraan bermuatan melebihi kapasitas, atau disebut dengan Over Dimension Over Loading (ODOL), berdampak terhadap kondisi jalan pendukung operasi migas di Rokan Hulu (Rohul) dan Bengkalis. Jalanan menjadi rusak sehingga turut merugikan masyarakat sekitar yang juga memanfaatkan ruas jalan tersebut.
Sejauh ini, kerusakan parah terjadi di sejumlah titik di Dusun Tegar, Mandau, Bengkalis, dan Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam, Rohul. Tak hanya itu, kendaraan bertonase besar juga menyebabkan kerusakan sejumlah jembatan di area operasi PT CPI, yakni Jembatan I Jurong di Desa Petani, Bathin Solapan; Jembatan Jurong II yang merupakan penghubung Jalan Rangau di Bengkalis, dengan Bonai Darussalam, Rohul; serta jembatan di dekat South Bekasap GS, Dusun Tegar, Mandau.
PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), selaku pengelola jalan operasional migas tersebut, telah berkoordinasi dengan aparat pemerintah setempat dan pihak terkait lainnya. PT CPI sedang berupaya memperbaiki jalan dan jembatan tersebut. "Perhatian utama kami adalah keselamatan masyarakat sekitar yang menggunakan jalan tersebut. Proses perbaikan diperkirakan memakan waktu sekitar satu hingga dua bulan,” kata Rudi Arief selaku Manager Corporate Affairs Asset North PT CPI.
Namun, PT CPI mengajak semua pihak terkait agar bersama-sama menjaga kondisi jalan dengan membatasi lalu lalang kendaraan ODOL. Berdasarkan kesepakatan, salah satu upaya yang segera ditempuh adalah pemasangan portal di sejumlah titik agar kendaraan yang melintas sesuai dengan daya dukung atau kekuatan jalan. Upaya tersebut juga bertujuan melindungi keselamatan pengguna jalan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat jalan yang rusak.
Lebih lanjut, Rudi menjelaskan PT CPI merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia di Blok Rokan yang mengelola aset-aset negara, termasuk jalan operasional. Dalam perkembangannya, jalan operasional migas ternyata juga dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pemeliharaan jalan-jalan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan tidak didesain untuk lalu lintas kendaraan-kendaraan bertonase besar dan melebihi kapasitas. ”PT CPI mengharapkan semua pihak ikut bersama-sama menjaga jalan dan jembatan yang diperbaiki ini dengan mematuhi batasan tonase setiap kendaraan untuk menghindari kerusakan jalan yang parah, tegas Rudi.
PT CPI juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait terkait kebutuhan normalisasi gorong-gorong di dekat Jembatan II Jurong. Normalisasi tersebut diperlukan agar tidak ada genangan air sehingga perbaikan jalan dapat dilakukan. Pada Selasa lalu (16/2), Rudi berdiskusi dengan Kanit Bimas Polsek Bonai Darussalam, Babinsa, humas PT Bina Daya Bentala (PT BDB), dan warga setempat. Kendaraan-kendaraan PT BDB, salah satu mitra pemasok Hutan Tanaman Industri (HTI) bahan baku pembuat kertas, juga memanfaatkan jalan operasi migas yang dikelola PT CPI.
Pihak PT BDB telah melakukan normalisasi kanal air di sekitar kebun masyarakat. Kombinasi curah hujan yang tinggi, tersumbatnya gorong-gorong jalan, dan minimnya saluran kanal pada lahan gambut yang dikonversi menjadi lahan perkebunan mengakibatkan banjir dan kerusakan jalan di sekitarnya sepanjang 500 meter.
Kanit Bimas Polsek Bonai Darussalam Ramadanus menyampaikan, semua pihak berkepentingan untuk bersama-sama mencari solusi atas persoalan banjir dan jalan rusak. "Mari kita bersinergi, saling berkontribusi memperbaiki jalan ini. Terima kasih atas perhatian Chevron (PT CPI, Red.) yang sangat responsif terhadap keluhan masyarakat sekitar, kata Ramadanus. Dia juga menginformasikan, Camat Bonai Darussalam juga mengapresiasi langkah yang diambil PT CPI.