Bisnis.com, TANJUNGPINANG — Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau menegaskan kuota gas 3 kg bersubsidi mencukupi kebutuhan masyarakat, tetapi pemanfaatannya perlu dikendalikan sehingga tidak terjadi kelangkaan.
Kepala Disperindag Tanjungpinang Atmadinata mengatakan, kuota gas 3 kg bersubsidi yang diberikan Pertamina 6.905 ton, mengalami kenaikan dibandingkan dengan 2020.
"Sebenarnya, kuota gas bersubsidi tahun 2020 sudah mencukupi untuk masyarakat miskin dan UMKM, namun ditambah lagi pada tahun ini karena terjadi kelangkaan," katanya, Selasa (16/2/2021).
Kelangkaan gas bersubsidi tersebut, menurut dia disebabkan penjualan gas tersebut belum sepenuhnya tepat sasaran. Saat ini, masih ada keluarga mampu yang menggunakan gas bersubsidi, padahal itu tidak diperbolehkan.
Selain itu, pembelian gas bersubsidi di pangkalan ternyata kembali dijual kembali kepada masyarakat dengan harga yang tinggi atau lebih dari Rp20.000/tabung. Sementara harga eceran tertinggi gas bersubsidi hanya Rp18.000/tabung.
Untuk mengendalikan gas tersebut, kata Atmadinata, dibutuhkan kebijakan khusus. Kebijakan yang diambil berupa kartu kendali gas bersubsidi. Pada kartu itu tercatat nama pangkalan, tempat pembelian gas bersubsidi.
Jumlah pangkalan gas di Tanjungpinang sebanyak 203 pangkalan.
"Pemegang kartu di Pangkalan A, contohnya, tidak dapat membeli di Pangkalan B. Volume gas yang dibeli juga diatur dalam setiap bulan," tegasnya.